Selasa 03 Mar 2020 07:37 WIB

'Tanggul Sudah Keropos dan Banyak Kebocoran'

Banjir pada Ahad malam mencapai 130 sentimeter.

Rep: Flori Sidebang/Antara/ Red: Bilal Ramadhan
Perbaikan tanggul sungai (ilustrasi)
Foto: Antara/Risky Andrianto
Perbaikan tanggul sungai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Jalanan itu hanya dapat dilalui oleh dua kendaraan sepeda motor. Namun, saat tiba di RT 006/RW 03, Jalan H Marda, Gang Cempaka Satu, Lembah Pasir, Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, para pengendara diimbau untuk sementara waktu tidak melintas di wilayah tersebut.

Ketua RT 006 Sumarsono mengatakan, jalanan itu rusak atau terangkat akibat air dari Kali Cipinang yang meluap dari bawah. Sehingga aspal jalanan itu terangkat dan retak.

"Klarifikasi ya, bukan tanggul yang jebol, tapi jalanan yang jebol. Prosesnya melalui bawah. Keangkat gitu ya, makanya ini membahayakan warga yang melintas," kata Sumarsono saat ditemui Republika di lokasi, Senin (2/3).

Sumarsono menuturkan, akibat insiden itu, rumah-rumah warga terendam banjir dengan ketinggian air yang bervariasi. Rumah warga yang terletak persis di depan aliran kali dengan jarak sekitar lima meter terendam banjir dengan ketinggian hampir 50 sentimeter.

Dia mengakui, wilayah itu memang rawan banjir karena terletak di pinggir kali. Sumarsono menjelaskan, salah satu upaya untuk mencegah banjir masuk ke permukiman warga adalah dibangunnya tanggul.

Namun, sambung dia, tanggul itu telah dibangun sejak sekitar 1990 dan merupakan upaya swadaya masyarakat. Sumarsono menilai, tanggul itu sudah keropos dan memiliki banyak kebocoran karena usia yang tua.

Ia pun khawatir jika sewaktu-waktu tanggul itu akan bocor dan berimbas ke permukiman warga. "Memang (tanggulnya) sudah mulai tua, keropos, dan banyak yang bocor. Kita khawatirkan karena di daerah sini rawan banjir. Kalau sampai terjadi tanggul ini jebol, malah akibatnya ke warga," ujar Sumarsono.

"Namun, bagaimanapun upaya dan usaha kita, maksimal untuk melakukan suatu perbaikan lingkungan sudah berjalan dengan baik," kata dia lagi.

Sumarsono mengungkapkan, tanggul itu memiliki ketebalan sekitar 30 sentimeter dan dilapisi semen. Rumah dari 25 kepala keluarga (KK) yang ada di RT 006 RW 03 itu pun sempat terendam banjir.

Salah satu warga, Risma Suryati, mengungkapkan, insiden jalanan terangkat itu terjadi pada Ahad (1/3). Risma menyebut, setelah azan Maghrib, tiba-tiba terdengar suara cukup kencang, seperti ledakan petasan. Namun, saat ia dan sang suami keluar rumah, kondisi jalanan di depan kediamannya itu telah retak dan terangkat.

"Saya sama anak-anak langsung mengungsi ke rumah saudara, yang letaknya enggak jauh dari sini, tapi posisi rumahnya lebih di atas," kata Risma.

Risma menjelaskan, sebelum suara itu terdengar, ketinggian air di sekitar permukimannya mulai meninggi sekitar 20 sentimeter. Namun, setelah jalanan itu terangkat, arus dan ketinggian air makin bertambah.

Ia menyebut, sang suami sempat mencoba menahan laju air agar tidak makin masuk ke rumahnya dengan menggunakan papan kayu. Meski demikian, air terus mengalir hingga merendam rumahnya setinggi 50 sentimeter.

"Air mulai surut tuh sekitar jam 4 pagi. Itu paling ketinggiannya tinggal sekitar 20-30 sentimeter," ujar dia.

Berdasarkan pantauan Republika pada Senin, sejumlah perabotan rumah tangga milik Risma pun rusak akibat terendam banjir, seperti meja belajar berbahan kayu dan kasur. Banjir pun telah surut.

Risma pun telah membersihkan lumpur sisa banjir tersebut. Hanya, tembok rumahnya yang lembap masih menyisakan jejak banjir, yakni ketinggian air saat peristiwa itu terjadi. Meski demikian, Risma mengaku belum berniat untuk meninggalkan rumah milik kedua orang tuanya itu. "Nanti dulu deh, belum ada dananya juga," ujar Risma.

Dia pun berharap agar pemerintah serta pihak-pihak terkait dapat segera memperbaiki tanggul ataupun membangun turap dengan kondisi yang lebih baik lagi agar hal serupa tidak kembali terulang.

Sebelumnya, sebanyak 60 jiwa warga di RT 006 RW 03 Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, terdampak banjir akibat tembok pembatas Kali Cipinang mengalami kebocoran, Ahad (1/3) malam. Tinggi muka air di lingkungan warga hingga Ahad pukul 22.00 WIB mencapai 130 sentimeter.

Kepala Seksi Operasional Damkar Jakarta Timur Gatot Sulaeman mengatakan, laporan warga terkait banjir diterima pihaknya pukul 21.10 WIB. "Dua unit tim evakuasi meluncur ke lokasi berikut ambulans dan delapan personel," kata Gatot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement