Jumat 28 Feb 2020 19:32 WIB

Jokowi-Tony Blair Bertemu Bahas Pembangunan Ibu Kota Baru

Tony Blair masuk dalam Dewan Pengarah Pemindahan Ibu Kota Negara

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Joko Widodo (kanan) menyambut kunjungan mantan Perdana Menteri Inggris yang juga Executive Chairman Institute for Global Change Tony Blair (kiri) dan CEO SoftBank Masayoshi Son di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (28/2/2020).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (kanan) menyambut kunjungan mantan Perdana Menteri Inggris yang juga Executive Chairman Institute for Global Change Tony Blair (kiri) dan CEO SoftBank Masayoshi Son di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (28/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang eks Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan CEO Softbank Masayoshi Son ke Istana Merdeka, Jumat (28/2). Ketiganya bertemu untuk membahas kelanjutan rencana pembangunan ibu kota negara di Kalimantan Timur, sekaligus memastikan komitmen investasi yang siap mengalir ke Indonesia.

Baik Blair dan Masayoshi memang digandeng Jokowi untuk masuk dalam Dewan Pengarah Pemindahan Ibu Kota Negara. Dewan ini dipimpin oleh Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed.

Jokowi menyebutkan, kerja sama antara pemerintah dengan tiga tokoh dunia ini diharapkan dapat mengawal pembangunan ibu kota baru menjadi kawasan yang modern namun tetap ramah lingkungan. Dalam pertemuan perdana ini, ketiganya membahas mengenai pembiayaan dan rencana kependudukan di ibu kota baru.

"Saya pikir dua poin ini penting untuk memulai proyek ini. Setelah ini, kita akan melanjutkan pembahasan teknis bersama Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi)," kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jumat (28/2).

Tony Blair, dalam kesempatan selepas bertemu dengan Jokowi, menyampaikan bahwa pihaknya akan berkaca pada sejumlah pengalaman pemindahan ibu kota yang pernah dilakukan beberapa negara di dunia. Menurutnya, Indonesia sudah berada dalam jalur yang benar dalam merancang pemindahan ibu kotanya, dengan membangun ibu kota yang mempertahankan keseimbangan lingkungan.

Tak hanya itu, ibu kota baru di Kalimantan Timur nanti tak hanya sebagai pusat pemerintah semata, namun didukung titik-titik ekonomi baru yang juga menarik aliran pendatang baru.

"Tugas saya di sini, menghubungkan orang-orang terbaik, baik di Inggris atau di manapun, untuk terlibat dalam proyek ini dan mendorong orang untuk tertarik tinggal di ibu kota baru ini," ujar Tony.

Sementara itu, Masayoshi Son yang sebelumnya sudah pernah bertemu Presiden Jokowi menambahkan bahwa fokusnya tentu pada sisi ekonomi ibu kota baru. Dalam menyusun rencana investasi, ujar Masayoshi, investor harus mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang bisa diambil.

Bos Softbank ini mengaku bahwa dirinya merasa pemerintah Indonesia kooperatif dalam membahas rencana investasi di ibu kota baru, termasuk dalam membahas regulasi yang akan mengatur pembiayaan pembangunannya nanti.

"Sampai sejauh ini, diskusinya berjalan baik. Arahnya sudah sangat baik," ujar Masayoshi.

Investasi besar

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, pembahasan antara tim bentukan pemerintah Indonesia dengan tim dari Softbank dan Tony Blair sudah mengerucut ke final. Luhut memastikan akan ada aliran investasi yang cukup besar di ibu kota baru nanti.

Kendati begitu, Luhut emoh menyampaikan angka investasi yang sudah disepakati antara pemerintah Indonesia dengan Dewan Pengarah yang diwakili Masayoshi dan Blair.

"Dia (Softbank dan Blair) mau kasih siapin dana untuk kita bisa masuk. Tapi kita juga buka peluang kepada orang lain yang ingin invest di situ," kata Luhut.

Pemerintah pun menyiapkan sumber pembiayaan pembangunan ibu kota baru. Salah satunya adalah dengan membentuk sovereign wealth fund atau badan pengelolaan dana abadi. Lembaga ini nantinya akan bertugas mengelola dana-dana investasi dari berbagai pihak, baik dalam atau luar negeri.

Luhut menyebutkan, perusahaan asing pun dipersilakan untuk terlibat, seperti misalnya perusahaan investasi BlackRock atau IDFC dari Amerika Serikat. Selain itu, pemerintah juga menambah konsultan untuk mendampingi pembangunan ibu kota baru, yakni McKinsey dari AS, Nikken Sekkei dari Jepang, dan AECOM dari AS.

"Ya konsultan. Untuk gambar design. Karena mereka sudah punya pengalaman membuat kota-kota besar. Tetapi pemenang dari lomba ibukota kemarin juga diikutkan dalam design ini. Sehingga warna Indonesia itu tidak hilang," ujar Luhut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement