Jumat 28 Feb 2020 16:59 WIB

Ratusan Warga Tasikmalaya Terisolasi Akibat Longsor

Material longsor menutup akses jalan warga.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Warga melihat material tanah longsor yang menimbun jalan di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa barat, Jumat (28/2/2020).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Warga melihat material tanah longsor yang menimbun jalan di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa barat, Jumat (28/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Longsor yang terjadi di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, pada Jumat (28/2) menyebabkan ratusan warga terisolir. Sebab, material longsor menutup akses jalan warga.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Irwan mengatakan, terdapat ratusan jiwa di dua desa yang terisolir akibat kejadian itu. Ia menyebutkan, sebanyak 80 kepala keluarga (KK) atau 250 jiwa merupakan warga Desa Indrajaya, Kecamatan Sukaratu. Sementara 90 KK atau 360 jiwa terdapat di Desa Santanamekar, Kecamatan Cosayong.

"Kami akan berusaha membuka akses jalan tertutup longsor agar yang terisolir bisa beraktivitas seperti biasa," kata dia, Jumat (28/2).

Selain mengisolir ratusan warga, Irwan menambahkan, longsor juga mengancam delapan rumah atau sembilan KK di sekitar lokasi kejadian. Namun, BPBD belum berencana untuk mengungsikan warga rumahnya terancam. Menurut dia, kondisi rumah warga yang terancam cenderung masih aman. Petugas hanya memasang garis polisi agar warga tak mendekat ke lokasi longsor.

Irwan menjelaskan, bencana tanah longsor di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, terjadi pada Jumat sekira pukul 05.30 WIB. Kejadian itu bermula ketika tebing dengan ketinggian sekira 30 meter longsor. Material longsor kemudian jatuh ke aliran sungai dan terbawa hingga 1,5 kilometer. Selanjutnya, material itu terbawa sampai hilir dan menimpa jembatan pengubung antardesa.

Berdasarkan laporan yang diterima BPBD Kabupaten Tasikmalaya, satu orang atas nama Didi (63 tahun) hilang diduga tertimbun material longsor. Namun, BPBD belum melakukan pencarian lantaran kondisi tanah masih bergerak.

"Daerah ini memang termasuk rawan bencana. Beberapa waktu lalu juga terjadi longsor di Cisayong menimpa areal persawahan," kata dia.

Sementara itu, Camat Sukaratu, Ria Supriana mengatakan, telah dilaksanakan rapat koordinasi dengan instansi terkait di lokasi kejadian. Berdasarkan hasil rapat itu disepakati proses pencarian korban akan dilakukan setelah situasi kondusif.

Apalagi, lanjut dia, lokasi hilangnya korban masih belum dapat dipastikan. Sebab, ketika kejadian tak ada saksi mata yang melihat korban. Korban terlihat terakhir kali hendak memperbaiki saluran irigasi di dekat lokasi kejadian.

"Karena di lokasi masih ada pergerakan, kalau pencarian dilakukan secara acak, bahaya karena masih bergerak. Jangan sampai ada korban lagi dalam pencarian," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement