REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia penyelenggara (Organizing Committee/OC) Formula E telah melakukan pengelupasan aspal pada hamparan bebatuan yang ditata rapi (cobblestone) seluas 60 meter persegi di kawasan Monas. Kini kawasan tersebut telah bersih.
"Proses pengelupasan lapisan aspal dilaksanakan beberapa tahap didampingi ahli dari LAPI ITB (Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia - Institut Teknologi Bandung), dan saat ini telah kembali memunculkan cobblestone sebagaimana sedia kala," kata Deputi Bidang Teknis OC Formula E Jakarta Wisnu Wardhana di Jakarta, Kamis (27/2).
Pengaspalan, kata Wisnu, sebelumnya dilakukan pada Sabtu (22/2) dan terkondisi siap dikelupas lebih cepat dari proyeksi. Pada Selasa (25/2) dini hari area pascapengaspalan mulai dikelupas.
Pada fase persiapan pengelupasan, terlebih dahulu diadakan uji geser dengan menggunakan truk besar di atas aspal diuji coba berjalan dengan kuantitas terukur, lalu dilakukan pengereman. Tujuannya adalah melihat seberapa kuat aspal yang sudah melekat di cobblestone itu terhadap gesekan.
Berikutnya adalah tahap mengelupas atau membongkar aspal dengan memakai cold milling machine dengan tujuan melihat seberapa mudah aspal dikelupas dan bagaimana efeknya terhadap cobblestone.
Setelah itu, barulah masuk ke tahap terakhir. Yakni membersihkan area di atas hamparan cobblestone yang sebelumnya terlapisi aspal. Hasilnya, cobblestone bisa kembali seperti sedia kala.
"Aspal telah melalui kondisi panas pada suhu terukur dan guyuran hujan yang memadai serta dilintasi uji geser. Masa pelapisan sudah cukup waktu untuk mengevaluasi hasil," ujarnya.
"Secara umum, hasil uji coba pengaspalan memuaskan. Adapun keputusan akhir apakah geotextile (pelapisan serat) atau sandsheet(pelapisan pasir) yang dipilih untuk pengaspalan laga Formula E, belum dapat dipastikan. Kami perlu waktu untuk rapat berikutnya," kata Wisnu.
Pelapisan cobblestone dengan aspal dilakukan dengan dua material pelapis berbeda. Yang pertama adalah sandsheet (10 m x 4 m) dan geotextile (5 m x 4 m).
Di atas kedua lapisan tersebut dihampar aspal kasar (binder) tanpa melapisinya dengan aspal halus. Aspal halus baru digunakan pada pengaspalan untuk kebutuhan sirkuit pada waktunya.
Sebagaimana di kawasan Monas, sirkuit Formula E di Paris juga memiliki cobblestone yang dilapisi aspal saat gelar Formula E dan dikelupas kembali dengan mudah. Aspal untuk sirkuit Formula E yang akan digunakan pada ajang Jakarta E-Prix tanggal 6 Juni 2020 memiliki grade 3.
Setelah selesai dibangun mulai Maret, FIA akan melakukan inspeksi sebelum memberikan pengesahan (homologasi) menjelang sirkuit dipakai nanti.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto mengatakan pengaspalan untuk jalur Formula E berpotensi besar menggunakan material geotextile dibandingkan material sandsheet yang juga turut diujicobakan sejak Sabtu (22/2) di Silang Tenggara Monas. "Kayaknya cenderung pakai geotextile karena lebih mudah dikelupas," kata Dwi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (26/2).
Menurut Dwi, dari dua material yang diujicobakan yaitu sandsheet dan geotextile. Material kedua merupakan material yang paling mudah dikelupas tanpa menyisakan aspal di sela-sela cobblestone.
"Pakai geotextile tidak ada lecet dan tinggal dikelupas," ujar Dwi.
Dwi mengetahui adanya sisa aspal di sela-sela cobblestone Monas pascapengelupasan. Menurutnya hal itu wajar karena masih dalam masa uji coba.
"Ya kan namanya uji coba. Ya nanti kalau memang seperti itu (seperti temuan tim asistensi) kita anggap sebagai masukan," kata Dwi.