Kamis 27 Feb 2020 16:33 WIB

Tawuran Pelajar SD Bawa Sajam Gara-Gara Coretan di Tembok

Polisi menyebut tawuran gara-gara coretan nama SD dihapus pelajar dari SD lain.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,  SUKABUMI -- Aksi tawuran antarpelajar sekolah dasar (SD) di Kabupaten Sukabumi tengah viral di media sosial dan menjadi keprihatinan masyarakat. Mereka terlihat menggunakan senjata tajam berupa celurit dan gir motor.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, video rekaman aksi tawuran itu menyebar sejak Rabu (26/2) sore hingga Kamis (27/2). Dalam rekaman tampak sekumpulan pelajar berseragam SD terlibat kejar-kejaran di sebuah lapangan.

Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi mengonfirmasi tawuran tersebut terjadi di wilayahnya. Setelah melakukan penyelidikan, peristiwa diketahui terjadi pada Jumat (21/2). Lokasinya di lapangan tak terpakai sekitar Gedung Putih, Purwasari, Kecamatan Cicurug.

"Setelah ditelusuri, tawuran diduga karena dicoretnya tulisan vandalisme pelajar SDN N oleh anak SDN P,'' ujar Kabid Pendidikan Dasar Disdik Kabupaten Sukabumi, Khusyairin kepada wartawan, Kamis (27/2).

Pencoretan itu menyebabkan puluhan anak dari kedua SD tawuran. Selain pelajar kedua SD terang Khusyairin, ada beberapa anak SMP yang juga bentrok membela masing-masing SD.

Namun jumlah tidak seimbang, dari SDN N 15 anak dari SDN P hanya 5-6 orang. Ketidakseimbangan jumlah membuat anak SMPN C dan SMP NA (swasta) ikut terlibat tawuran.

Kapolsek Cicurug Kompol Simin A Wibowo kepada wartawan juga membenarkan informasi tersebut. ''Awalnya pelajar SD Negeri 2 N menulis nama sekolahnya di tembok gedung putih, terus sama SD Negeri P 1 ditutup dan dihapus tulisannya,'' ujarnya Kamis (27/2).

Dari situ, kata Simin, pelajar saling berjanjian via WA dengan sebuah ajakan pertemuan hingga terjadi tawuran.

Beruntung, aksi tawuran para pelajar tersebut belum sempat pecah. Sebab ungkap Simin, mereka hanya kejar-kejaran di area tersebut karena masyarakat langsung melerai. Selanjutnya para pelajar SD di suruh pulang ke rumahnya masing-masing.

Simin memastikan tidak ada korban jiwa. Para pelajar, kata dia, sudah diberikan pembinaan. Orang tua para pelajar juga sudah dipanggil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement