REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir kerap menyapa wilayah Kemang Selatan X, Jakarta Selatan. Dari banjir lima tahunan hingga kiriman dari kawasan hulu. Tidak heran warga setempat seperti sudah terbiasa dan punya strategi khusus menghadapi luapan air.
Haji Ahmad Dauri (58) warga Kemang Selatan X salah satunya. Karena sudah biasa kebanjiran, ia sudah tidak khawatir, misalnya, dengan perabotan rusak terendam air. "Di sini udah enggak laku mebel pakai kayu biasa, kita pakainya jati, semua perabotan kita pakai jati," kata Dauri saat ditemui Rabu (26/2).
Menurut Dauri, kalau kayu jati terendam air tidak akan rusak. Tinggal dikeringkan di ruang terbuka, atau di bawah sinar matahari setelah banjir surut. Sejak banjir kerap melanda pemukiman yang ditempatinya sejak lahir, Dauri mulai beralih menggunakan perabotan terbuat dari kayu jati. Sebut saja kursi tamu, bufet, dan lemari kecil.
Untuk lemari pakaian, Dauri memilih menggunakan lemari terbuat plastik. "Jadi selain jati kita pakai plastik, kursi plastik, lemari plastik, jadi kalau banjir aman," kata Dauri tersenyum.
Dauri mengatakan untuk baju-baju, dokumen penting, maupun buku-buku dan benda lainnya disimpan dalam kontainer plastik. Dauri punya banyak kontainer plastik di rumahnya untuk menyimpan barang-barang rumah tangga. "Jadi kalau banjir udah aman, semua pada terapung dalam kotak plastik," kata Dauri.
Menurut Dauri, selama 2020 wilayahnya sudah dua kali kebanjiran. Banjir terparah pada tanggal 1 Januari 2020 dengan ketinggian mencapai 1,5 meter lebih. "Pernah juga 2007 banjir tapi cuma sampai perut, yang parah itu banjir tahun baru sampai bibir saya," kata Dauri.
Wilayah Kemang Selatan X cukup dikenal oleh masyarakat sekitar karena tempat tinggal mertua dari politis Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar. "Saya pamannya Tini (istri Muhaimin), bapaknya Tini dan saya kakak beradik," kata Dauri yang juga pengurus padepokan Manggar Kelape.
Tips lainnya disampaikan oleh Dedy yang sudah 32 tahun tinggal di wilayah Kemang Selatan X.
"Biar banjir enggak jadi beban, ikhlas aja, enggak usah saling menyalahkan, namanya wilayah rawa, tempat air kumpul, kita tinggal di wilayah rawa, ya saatnya air datang," kata Dedy.