Selasa 25 Feb 2020 18:52 WIB

Banjir Rugikan Pengusaha Peti Kemas Ratusan Miliar

Banjir telah memutus sejumlah akses jalan dari depo menuju pelabuhan.

Warga melintasi genangan air saat terjadi banjir di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, Selasa (25/2). Banjir telah menyebabkan banyak sektor lumpuh, seperti peti kemas karena lumpuhnya jalan dari depo ke pelabuhan dan sebaliknya.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga melintasi genangan air saat terjadi banjir di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, Selasa (25/2). Banjir telah menyebabkan banyak sektor lumpuh, seperti peti kemas karena lumpuhnya jalan dari depo ke pelabuhan dan sebaliknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha depo peti kemas di Jakarta mengalami kerugian hingga ratusan miliar rupiah selama banjir yang terjadi 24-25 Februari 2020. "Jumlah kerugian bagi pengusaha depo peti kemas di DKI mencapai Rp 32 miliar dalam dua hari dan perbaikan lapangan sekitar Rp 225 miliar," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Depo Kontainer Indonesia (Apdeki), Muslan, Selasa (25/2).

Banjir telah memutus sejumlah akses jalan dari depo menuju pelabuhan. Lalu depo ke pabrik serta dari pabrik ke pelabuhan atau sebaliknya hingga terjadi gangguan distribusi barang.

Baca Juga

Muslan mengatakan, dari total pergerakan peti kemas rata/rata mencapai 34.000 hingga 40.000 TEUs perhari, sekitar 25 persen di antaranya lumpuh karena terendam banjir. "Kerugian materi dari pergerakan tersebut sekitar Rp 12 miliar per hari," katanya.

Selain itu, adanya pemutusan saluran listrik yang karena beberapa breaker terendam air membuat pekerja perbaikan rutin peti kemas terpaksa diliburkan. Muslan mengatakan kerusakan peti kemas berskala ringan rata-rata 30 persen dari jumlah peti kemas yang masuk atau mencapai 510 unit.

"Dengan demikian kerugian dari pekerjaan repair tersebut sebesar kurang lebih Rp 2 miliar per hari atau Rp 4 miliar selama dua hari," katanya.

Kerugian yang sifatnya kerusakan lapangan, seperti depo yang terendam banjir diperkirakan mencapai 25 persen dari seluruh luas depo di DKI Jakarta yang dimiliki oleh 34 perusahaan. "Saat ini depo yang dimiliki anggota berkisar 4 hektare kali 34 perusahaan 340.000 meter per segi atau 34 hektare," katanya.

Apabila lapangan tersebut rusak maka biaya perbaikannya sekitar 750 ribu per meter persegi sehingga jumlah perbaikan tersebut kurang lebih mencapai Rp 225 miliar.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement