Senin 24 Feb 2020 11:16 WIB

19 WNI Masih Tertahan di Wilayah Terisolasi Harbin China

KBRI Beijing menyebut kondisi seluruh WNI di Harbin, Cina Timur, terpantau aman.

Pekerja medis mengecek kondisi pasien di RS Jinyintan di Wuhan, Hubei, yang dibangun khusus untuk pasien kritis virus corona jenis baru atau Covid-19, Kamis (13/2).
Foto: AP
Pekerja medis mengecek kondisi pasien di RS Jinyintan di Wuhan, Hubei, yang dibangun khusus untuk pasien kritis virus corona jenis baru atau Covid-19, Kamis (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 19 warga negara Indonesia masih tertahan di Harbin, wilayah isolasi baru Covid-19 di China timur laut yang berbatasan dengan Rusia dan Korea Utara. Kabar ini dikonfirmasi Kedutaan Besar RI di Beijing, Senin (24/2).

Berdasarkan informasi yang dihimpun Antara, dari 19 WNI di ibu kota Provinsi Heilongjiang tersebut, di antaranya terdiri dari 18 pelajar dan seorang WNI yang menikah dengan warga setempat.

Sebanyak 18 pelajar asal Indonesia itu tersebar di sejumlah perguruan tinggi. Yakni dari Harbin Institute of Technology (sebanyak lima orang), Northeast Forestry University (sembilan), Harbin Normal University (satu), Harbin Medical University (satu), dan Nongye Daxue (satu).

"Kondisi semua WNI kita di sana masih terpantau aman dan tidak ada satu pun yang terkena virus tersebut," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing Yaya Sutarya.

Empat distrik di Harbin, yakni Daoli, Daowai, Nangang, dan Xiangfangdinyatakan tertutup untuk sementara, pada akhir pekan lalu seiring dengan meningkatnya kasus wabah virus mematikan itu.

Provinsi Heilongjiang, yang berada di ujung timur laut China itu, menduduki peringkat ketiga terbanyak kasus COVID-19 setelah Provinsi Hubei dan Provinsi Henan.

Hubei dan Henan merupakan dua provinsi bertetangga, namun Heilongjiang sangat jauh dari Hubei, yang dikenal sebagai episentrum wabah yang menyerang paru-paru itu.

Hingga berita ini diturunkan pada Senin, terdapat 77.262 kasus COVID-19 dengan jumlah kematian 2.595 orang dan kesembuhan 24.757 orang sebagaimana data Komisi Kesehatan Nasional China (NHC).

=

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement