REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sejumlah petani lengkuas merah di Kabupaten Lebak, Banten meraih keuntungan sekitar Rp 100 juta/hektare. Produksi lengkuas capai 13-15 ton/hektare dan harga di tingkat penampung Rp 8.000/kilogram.
"Kami memperkirakan panen lengkuas merah miliknya pada Maret 2020, namun sudah dibeli tengkulak seharga Rp 100 juta," kata Engkos (50) seorang petani di Desa Cibubur Kecamatan Maja Kabupaten Lebak, Sabtu (22/2).
Pendapatan lengkuas merah menjadikan andalan pendapatan ekonomi petani. Alasannya, harga di tingkat penampung mencapai Rp 8.000/kilogram.
Tingginya harga lengkuas itu, karena pasokan dari berbagai daerah dilanda banjir. Sehingga banyak petani gagal panen.
Karena itu, pihaknya sangat diuntungkan dengan harga Rp 100 juta/hektare tersebut sehingga mampu membangun rumah. "Kami menanam lengkuas merah itu seluas satu hektare dengan mengeluarkan biaya Rp 20 juta dengan menanam sebanyak 10 ribu pohon dan harga Rp 2.000/benih pohon," katanya.
Abah Sarman (55) seorang petani warga Kecamatan Curugbitung Kabupaten Lebak mengaku bahwa panen lengkuas merah di sini sekitar Maret sampai April mendatang karena menanam tahun 2019.
Panen tanaman lengkuas itu bisa menghasilkan ekonomi selama 12 bulan, bahkan produksinya bisa mencapai 10 kilogram/rumpon atau batang. Petani di sini secara turun temurun mengembangkan budi daya tanaman lengkuas merah.
Petani mengembangkan tanaman lengkuas dengan memanfaatkan lahan-lahan tidur milik perusahaan, TNI dan BUMN.
Sebab, lahan tidur tersebut jumlahnya hingga ribuan hektare dan masyarakat memanfaatkan dengan bercocok tanam palawija, hortikutura dan padi huma.
"Kami mengembangkan lengkuas merah sejak harga Rp 400/kg hingga kini meraup keuntungan besar dengan harga Rp 8.000/Kg dan bisa menghasilkan Rp 100 juta/hektare," katanya.
Sarif (55) seorang petani warga Desa Cipining, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, mengaku saat ini harga lengkuas merah relatif bagus hingga ditampung Rp 8.000/Kg. Padahal dua tahun sebelumnya pernah anjlok hingga Rp 3.000/Kg.
Produksi lengkuas di sini, selain dipasok ke perusahaan juga Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Angke, Kebayoran Lama, Duri, dan Pasar Palmerah. "Kami berharap harga lengkuas itu dapat menguntungkan petani," katanya.
Sementara itu, Plh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Ade mengatakan pemerintah daerah mendorong petani agar mengembangkan tanaman lengkuas atau lada merah karena permintaan pasar cenderung meningkat. Produksi lengkuas selain untuk bahan baku sayuran juga obat-obatan herbal.
Saat ini, penghasil produksi pertanian lengkuas merah di Kecamatan Maja, Curugbitung, Sajira, Rangkasbitung dan Cibadak.
"Kami minta petani dapat meningkatkan mutu dan kualitas benih agar produksi lengkuas merah cukup tinggi," ujarnya.