Jumat 21 Feb 2020 11:15 WIB

Maruf Khawatir Anak WNI Eks ISIS Terpapar Memori Radikal

Pemerintah akan berhati-hati untuk memulangkan anak WNI eks ISIS.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Presiden Maruf Amin saat ditemui di sela kunjungan kerja di Lombok Tengah, NTB, Kamis (20/2).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Maruf Amin saat ditemui di sela kunjungan kerja di Lombok Tengah, NTB, Kamis (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan alasan pemerintah masih mempertimbangkan rencana untuk memulangkan anak warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi foreign terorist fighters (FTF).

Menurut Ma'ruf, Pemerintah tetap mengkaji dampak jika anak eks ISIS itu dipulangkan. Sebab, tidak menutup kemungkinan anak eks WNI ISIS memiliki memori aktivitas radikal orang di sekitarnya.

Baca Juga

"(Jadi) itu masih dipertimbangkan, sebab jangan sampai anak-anak itu juga (punya paham radikal) karena memorinya sudah ada di sini (pikiran), apakah itu nanti (ya atau) tidak memorinya muncul lagi," ujar Ma'ruf kepada wartawan di sela kunjungan kerja di NTB, Kamis (20/2) kemarin.

Pada wawancara sebelumnya, Ma'ruf juga mengatakan, pemerintah tak ingin anak WNI eks ISIS dipulangkan berpeluang memiliki pikiran radikal. Namun, pemerintah memang masih membuka peluang memulangkan anak WNI eks ISIS ke Indonesia demi alasan kemanusiaan.

Pemerintah tak ingin gegabah memulangkan tanpa dilakukan pertimbangan yang matang. Meskipun, pemulangan anak WNI eks ISIS hanya untuk anak yang kurang dari 10 tahun dan yatim piatu.

"Kita tetap kaji lebih dalam, jangan sampai anak yang sudah sebenarnya, masih atau sudah terprovokasi (paham radikal) nanti pada suatu saat bisa muncul lagi," ujar Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (13/2) pekan lalu.

Hal ini berbeda dengan keputusan tegas untuk tidak memulangkan WNI eks ISIS berusia dewasa. Ma'ruf beralasan, Pemerintah tak mau mengambil risiko untuk WNI eks ISIS itu menyebarkan paham radikal kepada masyarakat lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement