Kamis 20 Feb 2020 19:20 WIB

Jabar akan Bangun Studio Animasi Genjot Ekonomi Kreatif

Jabar rencanakan pembangunan studio animasi pada beberapa gedung creative center.

Rep: Arie Lukhardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemrov) Jawa Barat akan mendorong potensi industri film animasi yang merupakan salah satu dari 16 subsektor ekonomi kreatif.

Menurut Kepala Bidang Industri Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa  Barat Azis Zulficar, salah satu upaya yang akan dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif itu adalah merencanakan pembangunan studio animasi pada gedung creative center pada beberapa daerah.

Karena, menurut Azis, sejauh ini banyak animator andal yang telah menelurkan karya  berdomisili di Jabar. Jadi, Disparbud Jabar merasa perlu mengenjot potensi mereka agar mampu lebih produktif.

"Sebagai contoh di Kota Sukabumi, festival-festival film banyak yang dilakukan oleh komunitas e-craft filmnya di sana. Begitu juga di Kota Bogor, di sana ada komunitas yang suka membuat komik nanti arahnya akan pada animasi," ujar Azis usai Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung,  Kamis (20/2).

Azis menjelaskan, studio animasi ini kemungkinan akan dibangun pada gedung creative center di daerah yang memiliki potensi dan ketertarikan besar terhadap bidang tersebut. Tahun ini, Pemprov Jabar akan menuntaskan pembangunan enam Gedung Creative Center yang dilalukan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman. Enam daerah itu yakni, Bogor, Purwakarta, Cirebon, Bekasi, Tasikmalaya dan Subang

Selain itu, kata dia, melalui Disparbud Jabar, ia akan mengerjakan perencanaan Detail Engineering Design (DED) creative center di 12 daerah.

"Sehingga sampai target untuk target 2022-2023 sebanyak 27 kabupaten kota yah, karena Bandung sudah punya kita akan bangung gedung creative center," katanya.

Selain membangun studio animasi pada creative center di beberapa daerah, menurut Azis, ke depan pihaknya pun bakal mengumpulkan pelaku Animasi se-Jabar. Dengan begitu, ia akan mendapatkan masukan untuk mendorong industri animasi di Jabar kian baik.

"Kita ingin mengetahui progres apa yang harus dikerjakan, usulan usulan untuk mengerjakan perfilman animasi di Jabar," katanya.

Menurut Azis, hambatan terbesar industri animasi adalah terkait biaya. Dia berharap dengan biaya tidak murah tersebut para produser tertarik untuk bersinergi dengan para animator asal Jabar.

"Karena untuk beberapa film yang ada unsur animasi,  Bandung ini ternyata menjadi tempat pembuatan film film tersebut," katanya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement