Kamis 20 Feb 2020 01:05 WIB

Kemiskinan, Kemensos Fokuskan pada Pemberdayaan Sosial

Ini membantu penerima bantuan kedepannya dapat bantuan kewirausahaan sosial.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Pengentasan kemiskinan masih jauh panggang dari api (ilustrasi).
Foto: pc3news.com
Pengentasan kemiskinan masih jauh panggang dari api (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) mengaku fokus strategi penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan sosial keluarga. Pogram pemberdayaan keluarga diantaranya kewirausahaan sosial hingga pusat kesehatan sosial di desa-desa.

Menteri Sosial ( Mensos) Juliari P. Batubara menjelaskan, instansinya memiliki target pemberdayaan sosial keluarga penerima bantuan. "Kami memiliki program prioritas kewirausahaan sosial untuk keluarga-keluarga yang tadinya menerima manfaat bantuan sosial kemudian nantinya juga mendapatkan bantuan kewirausahaan sosial," ujarnya saat rapat koordinasi program pemberdayaan sosial 2020, di Jakarta Pusat, Rabu (19/2).

Baca Juga

Ia menambahkan, kuota peserta program kewirausahaan sosial yang semula untuk 1.144 kepala keluarga (KK) ditambah menjadi 16.144 KK. Selain itu, ia menyebutkan program-program lainnya seperti relawan dan jaringan yang harus dibina seperti pusat kesehatan sosial di desa-desa.

Sebab, ia menyebutkan realisasi pusat kesehatan sosial belum banyak dan targetnya jumlahnya bisa lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Kemudian, ia menyinggung komunitas adat terpencil (KAT) juga tidak boleh dilupakan.

Selain itu, ia menyebutkan besaran untuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) akan ditambah dari 135 ribu Kepala Keluarga (KK) menjadi 180 ribu. Kemudian untuk Kewirausahaan Sosial juga akan ditambah dari 1.144 KK menjadi 16.144 KK.

Berikutnya, Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni juga jumlah bantuannya akan ditambah dari 18 ribu KK menjadi 30 ribu KK. Sementara Program Keluarga Harapan (PKH) akan tetap sebanyak 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Tahun ini, ia menyebutkan Kemensos menyiapkan anggaran Rp 62,7 triliun untuk program bantuan sosial dan pemberdayaan sosial. Bahkan untuk memperkuat upaya ini, pihaknya juga menggandeng bekerja sama dengan pihak lain seperti Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara), PNM, kemudian kampus untuk meningkatkan kemampuan penerima bantuan.

"Karena Presiden Joko Widodo kan minta keroyokan," ujarnya.

Kedepannya ia berharap dengan pemberdayaan masyarakat dengan cara-cara ini maka strategi penanggulangan kemiskinan bisa berhasil. Efeknya pihaknya tidak memberikan bantuan lebih banyak.

"Sehingga kalau jumlah bantuan-bantuan itu tidak tambah banyak kan artinya kita berhasil memberdayakan masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement