REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, M Fauzi Ridwan
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat menyatakan ketiga tersangka kasus penyebaran kabar bohong terkait kekaisaran fiktif Sunda Empire tidak alami gangguan jiwa. Penyidikan pun terus berlanjut karena kondisi kejiwaan tersangka telah dipastikan normal.
Kabidhumas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Saptono Erlangga memastikan penyidikan terhadap ketiga tersangka itu akan terus dilanjutkan karena para tersangka dalam kondisi kejiwaan yang normal.
"Dari ketiga suspect (tersangka) Sunda Empire tidak mengalami gangguan jiwa, dan layak untuk disidik atau penyidikan bisa dilanjutkan," kata Erlangga di Bandung, Rabu (19/2).
Maka dari itu, Erlangga mengatakan bahwa pihak kepolisian tidak akan lagi melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap kondisi kejiwaan para tersangka. Selain itu, kata dia, polisi masih menunggu hasil koordinasi dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Swiss terkait klaim kekayaan Sunda Empire pada salah satu bank di Swiss.
"Deposito masih tunggu dari kedutaan Swiss," katanya.
Para petinggi Sunda Empire memang mengklaim memiliki kekayaan senilai 500 juta dolar Amerika dalam bentuk deposito di Bank DBS Swiss. Melalui sertifikat deposito tersebut, petinggi Sunda Empire membujuk orang-orang untuk bergabung ke kerajaan fiktif itu.
Kepolisian namun memastikan pula kalau tidak ada unsir penipuan di Sunda Empire. Menurut dia, para anggota ikut bergabung karena tergiur akan bujuk rayu tersangka Nasri Banks selaku Perdana Menteri Sunda Empire. Nasri Banks mengaku memiliki deposito senilai 500 juta dolar Amerika Serikat.
"Mereka mengikuti Sunda Empire itu kan tergiur dengan apa yang disampaikan oleh Nasri Banks. Dia mempunyai deposito 500 juta AS di situ dengan harapan mengikuti Sunda Empire itu kan bisa mendapatkan dari yang 500 juta dolar itu," kata Erlangga.
Tokoh Sunda Empire ditampilkan dalam salah satu akun Youtube.
Menurut dia, pihak kepolisian berkesimpulan tidak ada penipuan karena sejauh ini tidak ada unsur kerugian dari para anggota Sunda Empire. Berbeda dengan kasus Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah yang menarik uang dari anggota dengan iming-iming kekayaan.
"Untuk yang menarik atau meminta dari anggota Rp 2 juta setelah itu diberi lebih dari itu, tidak ada. Tidak ada yang dirugikan dari segi materi," kata Erlangga.
Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat telah menetapkan tiga tersangka kasus penyebaran kabar bohong oleh petinggi Sunda Empire pada Selasa (28/1). Tiga petinggi yang menjadi tersangka itu di antaranya bernama Nasri Banks sebagai perdana menteri, Raden Ratna Ningrum sebagai Ratu Agung, dan Ki Ageng Ranggasasana sebagai Sekretaris Jenderal.
Sunda Empire dianggap tidak memiliki bukti sejarah yang akurat. Pakar Budaya Kerajaan Nusantara Universitas Indonesia (UI), Profesor Agus Aris Munandar mengutarakan hal tersebut setelah menganalisa sejarah Sunda Empire.
Sunda Empire yang bermarkas di Bandung itu mengaku sebagai lembaga tingkat dunia yang memiliki tujuan untuk menyejahterakan dan mewujudkan perdamaian dunia. Sunda Empire beranggotakan negara dan pemerintahan di dunia dan terdiri atas enam wilayah, di antaranya, Bandung sebagai titik nol, Sunda Nusantara, Sunda Archipelago, Sunda Eropa, Sunda Pasific, dan Sunda Mainland.
Dijelaskan Agus, di Jawa Barat pernah berdiri Kerajaan Galuh Kuno yang dilanjutkan Kerajaan Galuh Pakuan. Di antara rajanya adalah Prabu Maharaja Lingga Buana (1340-1357) yang gugur dalam peristiwa bubat saat mengantarkan putrinya Dyah Pitaloka Citraresmi yang dipinang Raja Majapahit, Hayam Wuruk.
Kisah pelamaran Putri Sunda dengan Raja Majapahit tersebut tertuang dalam kitab Pararaton yang juga sebagai bukti sejarah. Kemudian tahta kerajaan sendiri diserahkan kepada adiknya yaitu Mangkubumi Suradipati atau Prabu Borosngora, mengingat anak dari Prabu Buana masih kecil.
"Lalu setelah dewasa, tahtanya diteruskan ke anaknya, namanya Niskala Wastu Kencana (1371-1475) itu memerintah sampai 104 tahun panjang umurnya," ucap Agus.
Bandung yang diklaim Sunda Empire sebagai pusat kerajaan atau kekaisaran serta titik nol wilayah Atlantik, bukan apa-apa, hanya hutan hutan belantara. Hingga kini belum ditemukan fakta jika di wilayah Bandung saat ini pernah bermukim kerajaan besar.
Namun Agus juga tidak menyangkal jika ditemukan bukti-bukti sejarah, seperti sisa bangunan kuno di daerah Bojong Menje, Bandung tapi sampai sekarang masih memunculkan tafsiran yang berbeda. "Kemungkinan ini karena Bandung itu wilayah perbatasan antara Kerajaan Galuh yang berpusat di Ciamis dan Kerajaan Sunda yang berpusat di Pakuan Pajajaran di Bogor," kata Agus.
Kendati demikian, Agus enggan menyebut Keraton Agung Sejagat dan kerajaan lainnya bahkan Sunda Empire tidak memiliki sama sekali akar sejarah. Kemungkinan mereka memiliki akar sejarah meskipun hanya berdasarkan mitos atau juga pseudo-history.
Warga memotret batu prasasti di sanggar cabang Keraton Agung Sejagad, Desa Brajan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (17/1/2020). Belakangan muncul sejumlah kerajaan fiktif yang meresahkan warga.
Sunda Empire mengklaim memiliki 6 wilayah dengan 54 negara yang tergabung. Sebuah video tentang Sunda Empire yang diunggah berdurasi 1,35 menit di media sosial Facebook menampilan wawancara pemimpin Sunda Empire, Rangga.
Dalam video tersebut, Rangga mengklaim Sunda Empire bisa menghentikan rencana peledakan nuklir yang akan terjadi. Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut siapa yang akan meledakan nuklir dan kapan waktunya.
"Sunda Empire bisa menghentikan nuklir tidak akan bisa diledakkan. Akan diumumkan empire sistem di mana Jack Ma ada juga," ujarnya pada video saat diwawancarai.
Rangga berharap agar seluruh pihak saling menghargai dan menghormati demi tujuan yang sama yaitu kemakmuran masyarakat. Selain itu, yang terpenting tidak merugikan masyarakat dan stabilitas nasional.
"Mari kita wujudkan bersama (keadilan dan kemakmuran) apapun jalannya masing-masing dari mereka. Contoh mau ke Yogya bisa lewat Klaten bisa lewat manapun. Ini bisa saling menghormati dan menghargai terpenting tidak merugikan siapapun masyarakat dan juga stabilitas nasional," ujarnya.
Ia menjelaskan tentang harapan Sunda Empire yaitu pemerintah dan negara yang tergabung di dunia untuk mendorong terciptanya keadilan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat. Rangga mengklaim Sunda Empire yang bisa menyelamatkan bumi.
"Harapan kami, pemerintah dan negara di dunia di mana kaitan yang diatur adalah manusia mengikuti pada sebuah sistem internasional yaitu sistem Sunda Empire," ujarnya.
"Pada proses ini tatanan pada kaitan semua proses itu bersama sama apa yang telah ditentukan oleh Allah dalam Alquran disebutkan baldatun thoyibatun warobbun gofur, dalam injil kerajaan surya akan turun dalam tatanan kita. UUD 1945 dan Pancasila yang memberikan konsumen untuk mencapai adil makmur," katanya menambahkan.