REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggelar audiensi dengan Direktur Keuangan Bank Jawa Timur (Jatim) Ferdian Timur Satyagraha, dan startup binaan Pemkot Surabaya. Pertemuan tersebut membahas kerja sama terkait pengembangan toko klontong terhadap pelayanan berbasis digital dan financial technology (Fintech) bagi masyakat, yakni e-delivery dan e-payment.
Risma menyampaikan, pengembangan toko klontong berbasis pelayanan digital ini sudah harus dilakukan. Mengingat toko klontong harus bisa bersaing seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Alasan itu yang mendorong Risma mempertemukan Bank Jatim dengan startup koridor co-working space, yang akan merealisasikan konsep tersebut.
“Sebetulnya saya bisa saja menggandeng aplikasi atau bank lain. Tetapi kenapa saya memilih Bank Jatim agar perputaran uang berputar di Surabaya atau Jawa Timur. Jika tidak begitu, maka sekian persen itu akan lari ke luar,” kata Risma di Surabaya, Senin (17/2)
Risma optimistis, program ini akan memberikan manfaat besar di kemudian hari. Meskipun, kata Risma, akan mendapati tantangan di awal, karena adanya perpindahan ke teknologi digital. Namun, kata dia, lama-lama, penjual kelontong akan terbiasa, sehingga teknologi digital benar-benar memberi manfaat.
“Semua itu jaringannya sudah jelas dengan jumlah yang cukup besar. Tiba-tiba anda punya e-payment, e-delivery. Meskipun awalnya cukup berat karena harus membangun sistemnya. Tapi pasti bisa,” ujar Risma.
Risma meminta Bank Jatim untuk berkoordinasi langsung dengan startup koridor co-working space dan segera melakukan langkah awal untuk membangun sistemnya. Risma mengaku, start up binaan Pemkot Surabaya tersebut telah banyak yang berhasil mengembangkan bisnisnya.
“Monggo (silahkan) nanti langsung komunikasi dengan mereka. Anak-anak ini adalah anak-anak yang sudah berhasil bukan hanya di dalam negeri saja tapi di luar negeri juga,” kata Risma.
Direktur Keuangan Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha menyampaikan kesediaannya dalam mendukung program Pemerintah Kota Surabaya tersebut. Menurutnya, ini adalah gerakan yang bagus dalam mengembangkan start up lokal berbasis financial technology (Fintech).
“Kami siap mendukung karena kami bagian dari Kota Surabaya. Kita lebih konsen ke payment sistemnya dengan activity dari start up nya itu sendiri. Secepatnya kita akan bahas time schedulenya nanti kita akan update kepada bu wali,” kata Ferdian.
Ferdian berharap, dari kerja sama ini melahirkan dampak positif di sisi sosial maupun sisi bisnis. Bank Jatim bersedia berkontribusi membangun start up lokal agar bisa tumbuh lebih besar. “Kita bisa fokus di milenial, UKM yang berbasis teknologi,” ujarnya.