Ahad 16 Feb 2020 09:48 WIB
pancasila

Islam dan Pancasila Mengapa Dipertentangkan?

aPancasila dan Agama merupakan dua hal yang tidak ada perbedaan sama sekali

Pancasila

Pancasila sebagai Titik Temu Agama-Agama

Bagi saya menyebut Agama adalah musuh Pancasila merupakan sikap dan perilaku anti Pancasila yang tidak selaras dengan nilai-nilai dan ajaran Pancasila. Orang yang menyebut itu bisa dibilang tidak pantas untuk untuk menduduki jabatan apapun, karena di dalam jiwanya ada semangat anti Pancasila.

Seharusnya Yudian Wahyudin sebagai seorang guru besar harus mampu mendamaikan suasana, apalagi jabatannya sebagai kepala BPIP yang katanya sebagai pembina Ideologi.

Pancasila itu adalah titik temu bagi semua agama dan perbedaan dalam NKRI. Risalah Perdebatan panjang konstituante dapat dijadikan pelajaran bagaimana menghasilkan perdebatan yang bermutu. Ada yang menarik dalam adu argumentasi itu, ketika Mononutu menyampaikan sebuah pidato yang disambut hangat oleh Mohammad Natsir.

Alnord Mononutu adalah seorang Kristen yang baik, anggota konstituante dari Partai Nasional Indonesia (PNI). Mononutu tidak menyebutkan Pancasila digali dari Masyarakat Indonesia, ia justru menyebut Intisari dari ajaran Injil.

Sementara Natsir adalah tokoh Islam yang paling berpengaruh, tokoh penting Partai Masyumi, jauh-jauh hari sebelum sidang Konstituante menyebut Pancasila dan ajaran Islam adalah merupakan satu kesatuan yang tidak bertentangan satu sama lain. Ketika berpidato di Pakistan maupun dalam berbagai tulisannya.

Natsir menegaskan pendiriannya itu dalam sidang konstituante dan mengatakan bahwa Pancasila merupakan point of referensi dari semua sila yang ada di sila ke empat.

Sejalan dengan Natsir, Mononutu Dalam pidato yang disambut dengan penuh suka cita oleh Natsir itu (Lukman Hakim 2019), Mononutu dengan tegas berkata: “Ketuhanan Yang Maha Esa adalah bagi kami, pokok dan sumber dari lain-lain sila. Tanpa Ketuhanan Yang Maha Esa,Pancasila akan menjadi filsafat materialistis belaka.”

Akan tetapi, yang penting menurut Mononutu ialah bahwa Pancasila sebagai realisasi dari jalan pikiran monistis bangsa Indonesia adalah dasar negara yang bersifat religieus-monistis, adalah “titik pertemuan dari segala golongan yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, apapun juga Nabi golongan itu masing-masing.”

Dengan riang gembira, Natsir menyambut pidato Mononutu: “Bukankah ini berarti, Saudara Ketua, kalau sudah demikian, di sinilah kita sampai pada satu titik pertemuan antara umat Kristen dan umat Islam, yakni sama-sama hendak mencari dasar negara yang bersumberkan kepada wahyu Ilahi. Baik yang melalui Injil ataupun melalui Quran.

Kisah kedua tokoh yang berbeda agama dalam sidang konstituante tersebut menjadi bukti nyata bahwa Pancasila dan Agama merupakan dua hal yang tidak bertentangan satu dengan yang lain.

Pancasila telah mempertemukan dua front besar yang selama ini berbeda, tempat bersepakatnya orang-orang beragama, dan agama menjadi sumber nilai bagi Pancasila. Maka Mononutu enggan menyebut Pancasila digali dari masyarakat Indonesia, melainkan Intisari dari ajaran Injil.

Sementara Golongan Islam menganggap Pancasila adalah manifestasi dari nilai-nilai Islam yang dirumuskan oleh mayoritas tokoh-tokoh Islam baik itu dalam sidang BPUPKI maupun PPKI.

Musuh Utama Pancasila

Sesungguhnya musuh utama Pancasila adalah orang yang memperkelahikan Pancasila dengan agama. Karena Pancasila mengakui agama dan Pancasila bersumber dari ajaran agama, khususnya Islam, bagaimana mungkin menjadi musuh Pancasila. Maka musuh Utama Pancasila adalah orang yang anti agama (Komunis)

Selain dari musuh utama, musuh selanjutnya adalah korupsi, kezaliman dan ketidakadilan. Kezaliman adalah musuh Pancasila. Karena ia telah membuat negeri ini menderita dalam waktu yang lama. Para penjahat kemanusiaan adalah musuh Pancasila.

Korupsi musuh yang paling berbahaya bagi Pancasila. Selain mengkhianati Pancasila juga merusak tatanan kehidupan bernegara. Korupsi Jiwasraya, korupsi Asabri, suap menyuap di KPU, dan kejahatan korupsi yang berjibun banyaknya terjadi akhir-akhir ini adalah merupakan musuh Pancasila.

Musuh Pancasila adalah pemimpin yang berbohong dan ingkar janji. Pemimpin yang berdusta, dan para pemujanya adalah musuh yang perlu diperangi oleh Pancasila. Perang melawan pembohong atau pendusta ini adalah kewajiban bagi orang-orang yang Pancasilais.

Saya menduga untuk menutupi kebohongan dan kedustaan itulah, maka Pancasila dan agama dipertentangkan. Ini ada hidden agenda yang ingin dimainkan untuk mengamankan isu Jiwasraya yang membuat negara ini bangkrut, utang yang tak terbayar akibat kekuasaan di pengang oleh orang-orang yang berjiwa “jongos”.

Kenaikan iuran BPJS yang memberatkan rakyat adalah kebijkan yang  tidak selaras dengan Pancasila.

Membiarkan penguasaan lahan juataan hektar oleh korporasi, monopoli sumber daya alam oleh Asing, penguasaan tanah dan air yang menjadi hajat hidup orang banyak oleh oligarki ekonomi, merupakan kejahatan terhadap Pancasila.

Maka mengatakan agama sebagai musuh Pancasila hanya untuk mengalihkan perhatian publik pada tumpukan masalah saat ini. Karena itu kita perlu waspada bahwa ini Pancasila sedang diujung tanduk. Sebab PKI sebelum melakukan pemberontakan ia terus menerus mempertentangkan Pancasila dan Agama, untuk mengalihkan perhatian, dan sekarang situasi itu hampir sama.

Kita patut bertanya ini agenda apa dan untuk siapa?

Wallahualam bis shawab

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement