REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar mendorong pemerintah daerah berinovasi membuat event unik untuk pasar skala nasional. Menurut Kepala Disparbud Jabar, Dedi Taufik, hal ini bisa menjadi salah satu upaya meningkatkan kunjungan wisatawan sehingga berimplikasi positif pada perekonomian masyarakat lokal.
Dedi mengatakan, event unik yang dimaksud tak melulu harus terkesan mewah. Namun, yang paling penting adalah setiap daerah harus menemukan potensi yang belum tergali. Misalnya, daerah Garut yang terkenal dengan domba, dodol, dan produk kulit sangat potensial dibuat sebuah festival khusus.
"Kabupaten Pangandaran juga, bisa mencampur konsep festival layang-layang dikolaborasikan dengan festival kuliner ikan," ujar Dedi kepada wartawan, Senin (10/2).
Bahkan, Bogor Street Festival Cap Go Meh 2020 yang dihelat pekan lalu di sepanjang Jalan Suryakencana bisa menjadi rujukan. Terlebih, tema yang diusungnya pun sangat kuat, yakni sebagai ajang budaya pemersatu bangsa.
Acara yang masuk dalam Calendar of Event Nasional tersebut memiliki rangkaian arak-arakan karnaval yang menampilkan beragam seni budaya, baik dari kabupaten/kota di Jabar, provinsi tetangga, bahkan mancanegara seperti tarian dari Taiwan. “Banyak sekali potensi yang sudah muncul yang bisa dikemas dengan lebih kuat," katanya.
Dedi mencontohkan, Purwakarta yang memiliki potensi di sektor kerajinan tanah liat, dinas pariwisata di daerah harus bisa berinovasi. "Kami pasti akan membantu,” katanya.
Pemerintah Provinsi Jabar sendiri sudah meluncurkan Calendar of Event tahun 2020. Keberadaan event yang beragam di berbagai kota Kabupaten itu diharapkan bisa meningkatkan kunjungan dan perluasan pasar wisatawan.
Menurutnya, penggalian potensi yang bisa dibuat sebuah event sejalan dengan keinginan pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata yang tahun ini menyasar wisatawan dari Amerika dan Eropa menjadi target promosi pariwisata Indonesia setelah didominasi turis dari Australia, Cina dan negara kawasan Asia Tenggara.
Berdasarkan data BPS, jumlah kunjungan wisman asal Eropa ke Indonesia pada Januari-September 2019 mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama 2018 sebanyak 0,11 persen. Yakni, Dmdari 1.566.900 wisman pada 2018 menjadi 1.565.200 wisman pada 2019.
Sementara itu, kunjungan wisman Amerika ke Indonesia pada Januari--September 2019 sebanyak 482.500 orang, mengalami kenaikan sebanyak 12,93 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018 yaitu sebanyak 427.200 orang.
Tahun 2019, kata dia, jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke Jabar totalnya sekitar 66 juta wisatawan. "Tahun ini harus banyak inovasi untuk membantu target dari pemerintah pusat juga, jadi semua berhubungan,” kata Dedi.
Namun, kata dia, untuk mencapai target kunjungan wisatawan pada 2020 terkendala dengan adanya isu internasional virus corona yang secara kawasan berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisatawan mancanegara.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kata dia, telah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pariwisata dengan tidak mengidahkan kuantitasnya dengan upaya menggaet wisatawan nusantara dengan lengs of stay yang lebih.
Menurutnya, strategi event base dengan peluncuran West Java Calendar of event di 27 kab/kota se-Jawa Barat menjadi strategi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara ke Jawa Barat yang dipastikan adanya inbond internasional kemungkinan kecil. Karena, penawaran produk nusantara menjadi hal yang diusahakan.