Senin 10 Feb 2020 14:28 WIB

Komisi X: Butuh Pendidikan Karakter Secara Holistik

Banyaknya kasus perundungan pada anak menunjukkan Indonesia butuh pendidikan karakter

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Gita Amanda
Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Hetifah Sjaifudian, menyatakan banyaknya kasus perundungan menunjukkan pendidikan Indonesia butuh pendidikan karakter.
Foto: MPR
Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Hetifah Sjaifudian, menyatakan banyaknya kasus perundungan menunjukkan pendidikan Indonesia butuh pendidikan karakter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Hetifah Sjaifudian, menanggapi adanya kasus dugaan perundungan di salah satu SMP di Kota Malang. Ia mengatakan banyaknya kasus perundungan pada anak menunjukkan pendidikan Indonesia membutuhkan pendidikan karakter yang holistik.

Hetifah mengatakan, penanganan terhadap perundingan sudah tidak bisa lagi penindakan pascakejadian. "Yang terakhir di Malang itu memang cukup parah ya, karena sampai mengharuskan jari anak korban perundungan tersebut diamputasi. Menurut saya, kita tidak bisa menangani perundungan ini hanya dengan penindakan pasca kejadian, tapi harus ada upaya terstruktur pencegahan terjadinya perundungan ini," kata Hetifah, kepada Republika, Senin (10/2).

Baca Juga

Ia mengatakan, saat ini pola pikir pemerintah sudah banyak berubah soal perlunya pendidikan karakter bagi siswa-siswi di sekolah. Pendidikan karakter, kata Hetifah, sudah mulai dianggap sebagai fokus utama dan tidak dikesampingkan dalam sektornl pendidikan secara umum di sekolah-sekolah.

Hetifah juga menyinggung soal program merdeka belajar yang salah satunya mengganti sistem penilaian yang tadinya Ujian Nasional menjadi asesmen kompetensi minimum dan survei karakter. Diadakannya survei karakter sebagai salah satu penilaian pendidikan Indonesia menunjukkan keseriusan pemerintah terkait memperbaiki pendidikan karakter.

Politisi Partai Golkar ini mengatakan, adanya survei karakter sangat baik. "Dan juga yang perlu diingat adalah jangan sampai ini menjadi sekadar pemetaan saja, tapi memang harus ada pedoman tersendiri mengenai karakter-karakter seperti apa yang diharapkan dari siswa, dan panduan bagi guru bagaimana cara untuk menanamkan nilai-nilai tersebut," kata Hetifah menjelaskan.

Apabila survei karakter dimanfaatkan dengan baik, Hetifah optimis akan mampu membentuk karakter manusia Indonesia yang baik. Baik yang dimaksudkannya adalah sesuai dengan ideologi bangsa yakni Pancasila. "Jika sudah terbentuk karakter anak-anak yang baik sesuai Pancasila, Insya Allah perundungan bisa sangat diminimalisir," kata dia lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement