REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih melakukan serangkaian agenda kunjungan kenegaraan di Australia, Senin (10/2). Pada pagi hari, Presiden akan menuju Gedung Parlemen, Canberra, Australia.
Dikutip dari siaran resmi Istana, Presiden akan mengawali agenda di Gedung Parlemen dengan menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison. Setelahnya, Presiden akan menghadiri pertemuan bilateral Republik Indonesia dengan Australia dalam Annual Leader's Meeting (ALM).
Selain itu, Jokowi juga akan menyaksikan penandatanganan sejumlah Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU). Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, ada dua Nota Kesepahaman yang akan ditandatangani.
"Pertama adalah Plan of Action Comprehensive Strategic Partnership tahun 2020-2024 dan kedua, kerja sama di bidang perhubungan yang akan dilakukan Pak Menhub," kata Retno di Hotel Hyatt Canberra, Sabtu (8/2) kemarin.
Nota Kesepahaman yang akan ditandatangani oleh Menteri Perhubungan kedua negara adalah MoU concerning Transportation Security Cooperation. Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan, ada dua hal pokok yang akan dibahas dalam Nota Kesepahaman tersebut, yaitu berkaitan dengan kemudahan menggunakan konektivitas udara, dan berkaitan dengan vokasi dan keselamatan.
"Australia banyak support safety di Indonesia, memberikan tenaga-tenaga pelatihan dan karena itu kita minta ditingkatkan untuk memberikan dukungan kepada vokasi di Indonesia," kata Budi Karya.
Selepas itu, Presiden Jokowi dan PM Morrison akan menggelar pernyataan pers bersama. Dalam kesempatan tersebut, kedua pemimpin akan mengumumkan ratifikasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreeement (IA-CEPA).
Di samping itu, Presiden juga akan menerima beberapa kunjungan kehormatan, yaitu dari Ketua Oposisi Australia dan dari Ketua House of Representatives Australia serta Ketua Senat Australia. Selanjutnya, Jokowi akan menyampaikan pidato di hadapan anggota parlemen Australia.
Selepas menghadiri jamuan santap siang oleh PM Australia, Presiden akan kembali ke Hotel Hyatt untuk kemudian menghadiri pertemuan Indonesia-Australia Business Roundtable. Terkait forum tersebut, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut ada sekitar 20 pengusaha pertambangan, jasa, sektor kesehatan, hingga perguruan tinggi.
"Memang ada perguruan tinggi yang ingin beroperasi di Indonesia dan pemerintah mau lihat deregulasinya di situ, terutama beroperasi di daerah ekonomi khusus," ujar Airlangga.
Pada sore harinya, Presiden dan rombongan akan menuju Bandara Militer Defence Establishment Fairbairn, Canberra, untuk kemudian lepas landas kembali ke Jakarta.