Kamis 06 Feb 2020 07:37 WIB

Transjakarta Catat Sejarah Baru Kenaikan Penumpang

Baru lima shelter yang dilengkapi toilet dan musala.

Rep: Amri Amrullah/Antara/ Red: Bilal Ramadhan
Bus Transjakarta melintas di bawah Halte Transjakarta Centrale Stichting Wederopbouw (CSW) koridor 13 di Jakarta, Selasa (14/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bus Transjakarta melintas di bawah Halte Transjakarta Centrale Stichting Wederopbouw (CSW) koridor 13 di Jakarta, Selasa (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Moda transportasi massal Transjakarta mencatatkan pelayanan penumpang yang menembus 1 juta orang dalam sehari. Prestasi ini sekaligus mencatatkan sejarah baru dalam segi kenaikan angka pelanggan.

"Benar. Pada Selasa, 4 Februari kemarin, Transjakarta sudah melayani sebanyak 1.006.579 pelanggan," kata Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Nadia Diposandjojo, Rabu (5/2).

Angka tersebut mengalami kenaikan dibanding Selasa, 28 Januari 2020, yang  mencapai sebanyak 987.583 pelanggan dalam sehari. Nadia menjelaskan, pencapaian itu tidak lepas dari dukungan dan program-program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Salah satu poin yang menyumbang angka terbesar dalam kenaikan pelanggan, kata dia, adanya program layanan transportasi terintegrasi, Mikrotrans Jak Lingko yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Layanan ini dinilai sangat membantu sebagai moda first mile dan last mile masyarakat.

“Bahkan, sampai hari ini tercatat ada sebanyak 257.981 pelanggan yang menggunakan layanan kami," ujar Nadia.

Lebih lanjut, kata dia, pencapaian itu juga wujud dari konsistensi Transjakarta dan Pemprov DKI dalam menyediakan layanan transportasi terintegrasi. Pihaknya akan terus melakukan pelayanan maksimal bagi pelanggan setia Transjakarta.

“Terima kasih telah bersama kami dalam memajukan transportasi di DKI Jakarta khususnya," kata dia.

Nadia menambahkan, Transjakarta saat ini sedang fokus mengupayakan program mandiri bertransportasi, antara lain menerapkan sistem pengarah perjalanan (wayfinding) dan memasang alat tap on bus (TOB) di seluruh armada non-bus rappid transit (BRT). Bahkan, kata dia, dalam jangka 5-10 tahun ke depan Transjakarta sudah menyiapkan rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) dengan menekankan empat target utama. Yakni dengan peningkatan "ridership", pelayanan armada, infrastruktur, dan pendapatan nontiket.

Untuk target jumlah pelayanan armada bus Transjakarta, kata dia, ditingkatkan hingga 19 persen atau 4.334 armada, dengan perincian 967 BRT, 1.167 bus non-BRT, dan 2.200 mikrotrans, kemudian penambahan jangkauan layanan dari 278 rute menjadi 285 rute.

Sebelumnya, Senin (3/2), Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta evaluasi program kerja tahun 2019 dan paparan kerja tahun 2020 PT Transjakarta. Dalam rapat tersebut, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Abdul Aziz mendorong PT Transjakarta agar memperbaiki kembali layanan dengan merevitalisasi halte. Salah satunya dengan menambahkan berbagai fasilitas publik seperti tempat ibadah dan toilet.

"Memang kita dorong untuk revitalisasi. Karena fasilitas tempat ibadah dan toilet ini dibutuhkan bagi pelanggan," kata Aziz.

Menanggapi permintaan itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Transjakarta Yoga Adiwinarto mengaku akan menindaklanjuti penambahan fasilitas seperti yang diusulkan Komisi Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta.

Ia menjelaskan, hingga saat ini PT Transjakarta memiliki sebanyak 278 shelter existing yang tersebar di seluruh Ibu Kota. Lima di antaranya telah memiliki musala dan toilet, seperti shelter Glodok, Monas, Karet, Tendean, dan Patra Kuningan.

“Yang jelas tahun 2020 ini kami akan fokus untuk terus mengembangkan layanan dan juga memperbaiki fasilitas karena memang ternyata ketika kami tambahkan fasilitas musala dan toilet justru minatnya sangat banyak teutama saat ibadah tiba, musala pasti dipenuhi pengunjung,” ujar Yoga.

Hanya saja, ia menjelaskan, penambahan dua fasilitas tersebut hanya dapat dibangun di shelter yang memiliki luas yang cukup. Sejauh ini, PT Transjakarta sudah menginventarisir untuk merevitalisasi dua shelter yang akan dilengkapi musala dan toilet.

Sementara itu, Yoga akan mengutamakan halte yang memiliki luas cukup besar dan banyak penumpangnya saat jam sibuk untuk direvitalisasi tahun ini salah satunya Halte Slipi Petamburan. “Dalam waktu dekat shelter yang akan kami revitalisasi ada dua, masing-masing Slipi dan Petamburan, ada penambahan musala dan toilet seperti permintaan dewan,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement