Senin 03 Feb 2020 16:44 WIB

Petugas Targetkan Underpass Kemayoran Surut pada Selasa Pagi

Petugas masih menyedot air yang merendam underpass Kemayoran.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Banjir menutupi Underpass Kemayoran, Jakarta, Ahad (2/2/2020).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Banjir menutupi Underpass Kemayoran, Jakarta, Ahad (2/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan deras yang mengguyur wilayah DKI Jakarta, membuat underpass Kemayoran, Jakarta Pusat, kembali terendam air. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta saat ini terus melakukan penyedotan air di underpass tersebut.

Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Satriadi Gunawan berharap air yang merendam underpass Kemayoran bisa surut pada Senin (3/2) malam. Ia berharap curah hujan pada hari ini dan Selasa besok tidak tinggi, sehingga debit air tidak bertambah lagi di underpass Kemayoran.

Baca Juga

"Paling tinggal 80 sentimeter air di underpass. Kalau tidak hujan lagi ya besok pagi sudah normal dan bisa dilintasi kendaraan," ujarnya di lokasi, Senin (3/2).

Satriadi menjelaskan, penanganan genangan di underpass Kemayoran dikerjakan bersama antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Sedikitnya ada 14 pompa mobile yang bekerja untuk menyedot genangan tersebut. Dinas Gulkarmat DKI Jakarta sendiri, menurunkan lima unit pompa berkapasitas 2.000 sampai 3.500 liter per detik.

"Jumlah pompa kita sesuaikan dengan volume air," ucapnya.

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Pusat Pengelola Komplek (PPK) Kemayoran, Rizki Renando mengatakan, sebanyak 14 pompa dikerahkan untuk mengeringkan genangan di Jalan Convair Underpass Kemayoran Jakarta Pusat. Pompa tersebut milik berbagai instansi.

Ke 14 unit pompa yang berada di lokasi terdiri dari dua unit milik Sudin Gulkarmat Jakarta Utara; tiga unit milik Sudin Gulkarmat Jakarta Pusat; satu unit milik Sudin SDA Jakarta Timur. Selain itu ada dua unit pompa milik Sudin SDA Jakarta Pusat; satu unit pompa Sudin SDA Jakarta Utara; tiga unit trailer Pump Kementerian PUPR; dan dua pompa mobile PPK Kemayoran.

"Air yang dipompa melalui kedua sisi underpass tersebut dialirkan ke gorong-gorong. Kita berharap cepat surut," kata Rizki. Hingga kini petugas gabungan masih terus melakukan penyedotan air dari underpass Kemayoran. Dan arus lalu lintas kendaraan masih dialihkan ke jalur lainnya.

Wakil Camat Kemayoran, Nuralamsyah menuturkan, pihaknya menyiagakan sebanyak 30 petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) untuk membersihkan jalan dan drainase di sekitar lokasi. Apabila air surut, PPSU langsung membersihkan Underpass Kemayoran dari sampah maupun lumpur sisa genangan.

"Setiap kelurahan mengirim empat PPSU.  Kami juga kerahkan pikap dan germor. Selain itu, ada juga perbantuan satu unit truk dari Dinas LH untuk percepatan pembuangan," ujar Nuralamsyah.

Ini adalah kali ketiga kawasan underpass Kemayoran tertutup genangan banjir selama awal 2020. Sebelumnya hujan deras pada awal Januari dan pertengahan Januari lalu, juga menggenang kawasan underpass Kemayoran ini setinggi lima meter. Akibatnya hampir sepekan underpass Kemayoran tidak bisa dilewati kendaraan.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta, Saefullah juga sempat mengunjungi Jalan Convair Underpass Kemayoran pada Ahad (2/2). Pada kesempatan itu, Saefullah kembali menegaskan, meski menjadi kewenangan PPK Kemayoran namun Pemprov DKI memastikan akan membantu menangani banjir di lokasi underpass tersebut.

"Kita kerahkan semua alat dan sumber daya manusia (SDM) untuk membantu pengeringan secepatnya," kata Saefullah di Underpass Kemayoran.

Saefullah menyebut sedikitnya ada lima unit mobil pompa milik Dinas Gulkarmat DKI dan pompa mobile milik Dinas Sumber Daya Air yang membantu pengeringan di lokasi. Termasuk puluhan petugas gabungan yang disiapkan untuk melakukan pembersihan saluran di sekitar.

"Kita sifatnya partisipasi karena ini kewenangan PPK Kemayoran. Kita pastikan terus membantu agar cepat surut," jelasnya.

Sekda juga menyarankan PPK Kemayoran untuk mengevaluasi sistem drainase di Underpass Gandhi Kemayoran yang sudah dua kali dilanda banjir sejak awal tahun 2020. "Untuk PPK Kemayoran, saya sarankan drainase mesti dievaluasi," kata Saefullah.

Ia menegaskan banjir berulang di Underpass Kemayoran harusnya menjadi evaluasi dan perbaikan di sistem pompa air. Menurutnya pompa di bawah Underpass harus dihitung ulang kapasitasnya, harus melebihi debit air yang masuk.

Ia melihat ada ketidakberesan di sistem aliran air karena masih ada air yang jatuh dan dibuang di Underpass Kemayoran. "Kemayoran harus punya sistem polder sendiri, seperti di Ancol yang tidak ada masalah saat ini," kata Sekda.

Penanganan banjir rutin di Underpass Gandhi Kemayoran dilakukan PPK Kemayoran. Karena kewilayahan, Pemprov DKI melalui Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan menurunkan lima unit mobil pompa untuk membantu penyedotan air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement