REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- PT Angkasa Pura I akan menghias Bandara Internasional Yogyakarta dengan berbagai ornamen dan karya seni yang mengangkat budaya lokal masyarakat setempat. Rencananya, karya seni akan terpampang di beberapa titik di area terminal dan sisi darat.
"Selain untuk memperindah area bandara, berbagai karya seni tersebut berfungsi sebagai media apresiasi terhadap nilai budaya lokal dan masyarakat desa yang wilayahnya digunakan untuk dibangun menjadi Bandara Internasional Yogyakarta," kata Direktur PT Angkasa Pura I Faik Fahmi di Kulon Progo, Sabtu (1/2).
Ia mengatakan, terdapat kurang lebih 15 karya seni yang menghiasi beberapa titik Bandara Internasional Yogyakarta (YIA). Lima karya seni akan dinamai dengan lima nama desa yang wilayahnya digunakan untuk YIA yaitu Sindutan, Palihan, Kebonrejo, Jangkaran, dan Glagah.
Selanjutnya, 10 karya seni sisanya yaitu Patung Hamemayu Hayuningrat di area gerbang masuk YIA, Patung Bedhaya Kinjeng Wesi di area terminal keberangkatan, pop-up relief "Jogja on the Move", Patung Among Bocah di area terminal, Patung Tetanduran yang membungkus pilar-pilar terminal.
Kemudian relief craft yang berada pada sebagian dinding terminal, pop-up relief "Among Tamu Dagang Layar", Lawang Papat yang menempel pada sebagian dinding terminal, Semar Tinandu yang mengemas signage YIA di gerbang masuk bandara, serta Bale Kambang, yaitu gazebo yang terletak di dua sisi area bandara.
"Saat ini masih dalam tahap penyempurnaan. Karya seni tersebut akan membuat Bandara Internasional Yogyakarta telihat megah dengan kearifan lokalnya," katanya.
Faik juga mengatakan bahwa progres pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta ditargetkan tuntas 100 persen pada awal Maret 2020. Bandara Internasional Yogyakarta akan beroperasi secara penuh pada 29 Maret 2020 mendatang.
"Seluruh penerbangan di Bandara Adisutjipto akan dialihkan ke Kulon Progo kecuali penerbangan berjadwal dan tidak berjadwal yang menggunakan pesawat propeler serta penerbangan VIP dan general aviation,” kata Faik.