Jumat 31 Jan 2020 23:57 WIB

100 Rumah Sakit Jadi Rujukan Suspect Corona

Tiga di antara 100 rumah sakit ada di Jakarta.

Rep: Febryan A/ Red: Andi Nur Aminah
Pihak Kementerian Kesehatan dan dua Dirut rumah sakit rujukan untuk virus Corona sedang memberikan pemparan terkait virus Corona di Gedung  dr Sujudi, Kemenkes RI, Jakarta Selatan, Jumat (31/1).
Foto: Republika/Febryan A
Pihak Kementerian Kesehatan dan dua Dirut rumah sakit rujukan untuk virus Corona sedang memberikan pemparan terkait virus Corona di Gedung dr Sujudi, Kemenkes RI, Jakarta Selatan, Jumat (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan mempersiapkan 100 rumah sakit di seluruh Indonesia sebagai tempat rujukan untuk penanganan pasien yang diduga terjangkit virus Corona. Tiga di antaranya ada di Jakarta.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Weindra Waworuntu, mengatakan persiapan ini dilakukan menyusul rencana akan dievakuasinya warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Provinsi Hubei, China. Selain itu, World Health Organization (WHO) juga telah menetapkan status gawat darurat kesehatan global terkait mewabahnya virus corona.

Baca Juga

"Di Jakarta ada tiga rumah sakit yang menjadi tempat rujukan penanganan virus ini yaitu RS Persahabatan, Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Sementara secara nasional ada 100 fasilitas kesehatan yang siap menjadi rujukan," kata Weindra saat sesi temu media di Gedung Sujudi Kemenkes, Jumat (31/1).

Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, dr Mohammad Syahril, mengaku telah melihat persiapan sejumlah rumah sakit yang berada di luar Jakarta. Ia pun mengaku telah mengunjungi salah satu rumah sakit di Palembang, Sumatera Selatan.

"Di Palembang itu ada dua ruangan isolasi. Dari 100 rumah sakit itu, semua memakai standar yang sama," kata Syahril dalam kesempatan yang sama.

Adapun untuk rumah sakit yang ia pimpin sendiri, Syahril mengaku, sudah mempersiapkan 11 ruangan isolasi. RSPI, kata dia, juga telah menyiapkan 50 tenaga medis. Jika jumlah kasus melonjak, 75 tenaga medis tambahan akan dikerahkan.

Direktur Utama RS Persahabatan, dr Rita Rogayah, mengatakan, rumah sakit yang ia pimpin juga sudah mempersiapkan semua kebutuhan untuk penanganan pasien yang diduga terjangkit corona. Ia pun mengaku RS Persahabatan sudah berpengalaman mengatasi kasus virus semacam ini lantaran sebelumnya pernah menangani kasus serupa. Seperti virus flu burung dan SARS.

Rita menambahkan, RS persahabatan juga telah menjalin kerja sama dengan sejumlah rumah sakit di sekitar Jakarta Timur. Hal itu sebagai persiapan bila jumlah pasien terkait corona melonjak. "Pasien yang bukan dalam pengawasan terkait corona yang akan dipindahkan (ke rumah sakit mitra kerja sama)," kata Rita.

Kementerian Kesehatan telah memastikan skenario proses evakuasi WNI dari Provisi Hubei, China. Ke 249 WNI disebut akan dievakuasi. Mereka yang dalam kondisi sehat akan dikarantina terlebih dahulu selama 14 hari. Sedangkan yang menunjukkan gejala terjangkit akan dirujuk ke tiga rumah sakit yang rujukan yang ada di Jakarta.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan persiapan evakuasi WNI dari Provinsi Hubei, China telah, memasuki tahap akhir. Hal itu dikatakan sesuai dengan Instruksi Presiden Joko Widodo untuk dapat mengevakuasi WNI dari Hubei secepatnya.

"Keberangkatan pesawat penjemput bersama dengan tim akan dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam," ujar Retno pada Jumat sore.

Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsma TNI Fajar Adrianto, Rabu (29/1), menyatakan TNI Angkatan Udara telah menyiapkan dua pesawat Boeing 737 dan satu pesawat C130 Hercules dan batalion kesehatan untuk mengevakuasi WNI dari China.

WHO pada Kamis telah menyatakan situasi gawat darurat kesehatan global menyusul terus menyebarnya virus corona. Akibat mewabahnya virus ini, setidaknya 213 orang telah meninggal dunia di China, mayoritas berada di Provinsi Hubei, tempat virus jenis baru tersebut pertama kali muncul. Hampir sebanyak 10 ribu kasus pun juga telah muncul di negara tersebut.

WHO menyebut, sebanyak 98 kasus dari virus ini juga telah terdeteksi di 18 negara lainnya. Namun, hingga kini belum ada laporan adanya korban jiwa. Mayoritas warga yang terjangkit virus ini pernah melakukan perjalanan ke Kota Wuhan, China.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement