REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Gedung-gedung kantor pemerintah di Kabupaten Cilacap, dirancang untuk memiliki fungsi ganda. Terutama untuk kantor-kantor yang saat ini dan ke depannya akan dilakukan proses rehabilitasi.
''Fungsi ganda yang direncanakan, yakni selain berfungsi sebagai perkantoran juga berfungsi sebagai shelter bila terjadi bencana tsunami,'' jelas Sekretaris Bappeda Cilacap Achmad Fauzi, Kamis (23/1).
Dia menyebutkan, kantor pemerintah yang saat ini sedang dilakukan rehabilitasi adalah kantor Bappeda Cilacap. Saat ini, kantor tersebut sedang dibongkar total dan akan dibangun kembali menjadi bangunan tiga lantai yang didesain sebagai shelter bila terjadi bencana tsunami.
''Di lantai bangunan paling atas, nantinya akan dibangun rooftop. Lantai paling atas inilah yang nantinya bisa dimanfaatkan sebagai tempat evakuasi masyarakat saat terjadi gempa yang berpotensi tsunami,'' katanya.
Saat ini, kata Fauzi, belum ada kantor milik Pemkab yang didesain bisa menjadi tempat berlindung warga saat terjadi tsunami. Kebanyakan perkantoran, masih berupa bangunan satu lantai yang relatif tidak bisa digunakan untuk berlindung bila terjadi tsunami.
''Padahal, wilayah Kabupaten Cilacap merupakan wilayah yang rawan bencana tsunami. Meski gempanya terasa kecil di Cilacap, bila di laut gempanya cukup besar maka tsunami bisa mencapai daratan Cilacap,'' katanya.
Gedung Bappeda Cilacap yang akan dibangun ulang, menurut Fauzi, merupakan bangunan tiga lantai yang memiliki ketinggian 16 meter. Dia memperkirakan, ketinggian ini cukup aman dari terjangan tsunami.
''Biaya pembangunan gedung ini, mencapai sekitar Rp 10 miliar,'' katanya.
Menyikapi rencana pembangunan gedung tersebut, seluruh pegawai kantor Bappeda dipindahkan sementara ke gedung kosong. Yakni, gedung bekas Akbid Graha Mandiri yang berada di Jalan Sutomo Cilacap.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy, mengatakan upaya melakukan antisipasi terhadap kemungkinan bencana tsunami, sebenarnya sudah dilakukan pihaknya. ''Saat ini kami sudah menjalin kerjasama dengan 45 pemilik bangunan vertikal di Kota Cilacap,'' jelasnya.
Melalui kerjasama ini, kata Tri Komara, bila terjadi bencana tsunami maka gedung-gedung tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berlindung dari bencana tsunami.