Kamis 23 Jan 2020 18:09 WIB

Menkes Pertanyakan Kapasitas BRI Umumkan Dugaan Kasus Corona

Menkes mempertanyakan kapasitas BRI yang membuat pernyataan tentang virus corona.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menilai informasi yang disampaikan BRI soal dugaan kasus infeksi virus corona dapat berbahaya dan menimbulkan kegaduhan.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menilai informasi yang disampaikan BRI soal dugaan kasus infeksi virus corona dapat berbahaya dan menimbulkan kegaduhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menyesalkan adanya pernyataan dari manajemen Bank Rakyat Indonesia (BRI) tentang dugaan pegawai Huawei yang terkena virus corona. Menurutnya, BRI tidak memiliki kapasitas untuk memberi pengumuman terkait hal tersebut.

"Kapasitas apa memberi pernyataan bahwa ada yang terkena di gedung itu dan gedung itu diisolasi," kata dia di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Terawan menilai, informasi tersebut berbahaya dan bisa menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Ia kemudian berencana mendatangi Gedung BRI guna memastikan dugaan pegawai Huwaei yang sebelumnya disebut terkena virus corona itu.

"Ya, saya mau ke sana. Saya mau memastikan dulu," ujar dia.

photo
Menyibak fakta pneumonia Wuhan.

Pada Kamis siang, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengaku telah berkoordinasi dengan Huawei dan pihak menyusul adanya informasi mengenai salah satu karyawan Huawei yang berkantor di Gedung BRI, Jakarta, yang diduga terjangkit virus nCoV.  Pekerja tersebut telah dilarikan ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

"Pekerja Huawei tersebut telah dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis dan dari hasil diagnosis rumah sakit, dinyatakan bahwa pekerja tersebut terserang radang tenggorokan," ujar Sekretaris Perusahaan BRI Hari Purnomo kepada Republika.co.id, Kamis (23/1).

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan telah meningkatkan kesiapsiagaan untuk mencegah dan menangani kemungkinan penyebaran virus corona jenis baru atau novel coronavirus (nCov) ke wilayah Indonesia. Ia mengatakan, Direktorat Jenderal Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Ditjen Fasyankes) Kemenkes telah mengingatkan 100 rumah sakit yang sudah ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan untuk penyakit infeksi emerging agar membuat kesiapan penanganan.

"Pertama, Kemenkes sudah menyiapkan semua daerah secara berjenjang dari provinsi, kabupaten/kota, rumah sakit, laboratorium, termasuk kantor kesehatan pelabuhan (KKP) yang ada di pintu masuk negara, baik itu dari bandara, pelabuhan maupun pos lintas darat negara," kata Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes Vensya Sitohang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement