REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah melakukan sejumlah kunjungan kerja (kunker) ke luar negeri semenjak dilantik pada Oktober 2019. Kritikan pun kerap diterima Prabowo.
Ia kemudian menjelaskan alasan kerap melakukan kunjungan ke luar negeri. Menurut Prabowo, kunjungan ke luar negeri memamg dibutuhkan.
Eks Danjen Komando Pasukan Khusus itu mengatakan, kunjungan yang dilakukannya untuk menilai potensi perbelanjaan alutsista Indonesia dari pasar alutsista dunia.
"Memang kita butuh untuk keliling, menjajaki kemungkinan-kemungkinan. Kita harus pelajari alutsista yang ada," ujar Prabowo di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Senin (20/1).
Di samping itu, lanjut Prabowo, dia juga melakukan kunjungan kerja untuk mendapat dukungan dari negara lain. Dukungan yang dimaksud juga terkait belanja alutsista.
Menurut Ketua Umum Gerindra ini, tidak semua negara langsung mau menjual senjata maupun alutsista buatan mereka ke Indonesia. Maka itu, Indonesia perlu melakukan pendekatan tersendiri.
Sehingga, alutsista buatan mereka, khususnya yang tidak bisa dibuat di dalam negeri, bisa dibeli Indonesia. "Kita harus minta dukungan dari negara-negara lain karena belum tentu alutsista itu diberi kepada kita untuk dibeli," ucap Prabowo Subianto.
Sejak menjabat sebagai Menteri Pertahanan per Oktober 2019, Prabowo tercatat sudah mengunjungi tujuh negara. Negara itu yakni Malaysia pada 14 November 2019, Thailand pada 17 November 2019, dan Turki pada 27-29 November 2019.
Kemudian, Prabowo mengunjungi China pada 15 Desember 2019. Lalu, Prabowo mengunjungi Jepang pada 20 Desember 2019, Filipina pada 27 Desember 2019. Terakhir, Prabowo melawat ke Prancis pada 11-13 Januari 2020.