REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua DPR RI Puan Maharani tidak mau berkomentar terkait keberadaan kader PDI Perjuangan (PDIP), Harun Masiku yang saat ini masih buron. Harun merupakan tersangka dalam kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) anggora DPR RI yang juga melibatkan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan.
"Itu tanyanya ke partai, bukan ke Ketua DPR," kata Puan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (20/01).
Walaupun begitu, pihaknya tetap menghormati proses hukum yang saat ini sedang berjalan. Ia pun meminta semua pihak untuk menunggu hasil dari penyelidikan dan pencarian terhadap Harun.
"Kita tunggu saja apa yang akan dilakukan ke depan. Namun, tentu saja proses hukum kita saling hormati dan kita saling hargai tanpa melewati batas-batas yang ada," ujar Puan.
PDIP lewat elite dan tim hukumnnya terus melontarkan pembelaan terhadap Harun Masiku. Politikus PDIP, Adian Natpitupulu menilai, Harun kemungkinan korban dari iming-iming pejabat KPU dalam proses PAW.
"Ada kemungkinan pertama Harun Masiku adalah pelaku suap. Kemungkinan kedua dia adalah korban dari iming-iming penyelenggara yang bisa mengambil keputusan. Yang ketiga, jangan-jangan Harun Masiku adalah korban yang terjadi berkali-kali," ujar Adian dalam sebuah diskusi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Ahad (19/1).