REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Polres Subang bersama Polda Jabar dan Korlantas Polri menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) tergulingnya bus pariwisata di Subang, Ahad (19/1). Kecelakaan tunggal yang terjadi Sabtu (18/1) sore ini menyebabkan delapan orang meninggal dunia.
Kapolres Subang, AKBP Teddy Fanani, mengatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait kecelakaan itu. Saat ini diduga, bus mengalami kecelakaan karena sopir kehilangan kendali.
“Ini akan kami selidiki. Jadi ada tim juga dari Korlantas Polri dan Polda Jabar. Kecelakaan ini bisa dua antara human error dan kendaraan,” kata Teddy, Ahad (19/1).
Teddy menuturkan, berdasarkan olah TKP awal semalam, diduga rem bus tidak berfungsi sehingga terguling saat berada di jalan menurun dan menikung. Namun, untuk mengetahui pasti, pihaknya sudah mengamankan mesin rem di bus bernomor polisi E 7508 W untuk diinvestigasi lebih lanjut.
“Tadi malam juga tempat bungkusan rem sudah kita amankan sebagai barang bukti untuk diketahui apa benar memang rusak atau tidak,” ujarnya.
Ia menyebutkan, dalam kecelakaan ini delapan meninggal dan langsung dibawa ke RSUD Ciereng pasca kejadian. Pagi tadi, jenazah bersama korban luka ringan juga sudah dijemput oleh ambulans untuk kembali ke daerah asal yakni Kota Depok.
Sebelumnya kecelakaan tunggal ini terjadi pada Sabtu (18/1) sore hari setelah bus kembali dari Gunung Tangkuban Perahu. Kecelakaan ini menyebabkan delapan orang meninggal, termasuk di antaranya sopir bus.
“Ini laka tunggal bus terguling, delapan meninggal dan sejumlah orang luka berat dan ringan,” ucapnya.
Berdasarkan keterangan saksi mata sebelum terjadinya kecelakaan, bus melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Saat berada di jalan menurun, sopir hilang kendali dan bus pariwisata tersebut pun terguling.