REPUBLIKA.CO.ID, PADANG— Salah seorang warga Lubuk Buaya Kota Padang, Sumatra Barat,Upiak (56), menyatakan lokasi prostitusi yang digerebek Polda Sumbar pada Jumat (10/1) memiliki backing kuat sehingga tetap menjalankan aktivitasnya.
"Bisnis yang dijalankan Helen dan anak perempuannya sudah lama bahkan lebih 10 tahun, " kata dia di Padang, Selasa (14/1).
Dia mengatakan beberapa lokasi tersebut sudah digerebek baik oleh polisi maupun Satpol PP namun setelah itu tetap berjalan. "Ada yang mem-backingi kegiatan itu tapi saya tidak tahu siapa," kata dia.
Sementara itu Buyuang yang berdomisili di daerah itu mengakui hal tersebut. Mereka jalankan bisnis sudah lama bahkan warga resah dan sempat ingin membakar lokasi
"Dulu sempat mau dibakar warga namun dicegah oleh tokoh masyarakat lain," katanya
Sementara Ketua RT RT 04 RW 20 Lubuk Buaya Zainal Arifin mengakui Helen dan anaknya merupakan warganya. "Saya tidak tau ada penggrebekan namun memang aktivitas di warungnya pada malam hari cukup ramai," katanya.
Dia mengaku melewati rumah Helen pada saat mau sholat subuh di masjid. Saat melewati rumahnya aktivitas masih ramai. "Dia berjualan lontong malam dan pelanggannya ramai ada yang datang pakai mobil juga. Tapi saya tidak tau aktivitas mereka di dalam," kata dia.
Dia mengaku warga sudah resah bahkan sejak zaman Wali Kota Fauzi Bahar ingin dibersihkan namun nyatanya hingga saat ini masih tetap berjalan. "Harapan kami tentu kegiatan di sana dihentikan dan tidak berjalan lagi," kata dia.
Sebelumnya Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumatra Barat mengungkap kasus prostitusi berkedok kos-kosan di Jalan Adinegoro Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah Kota Padang yang dijalankan ibu dan anaknya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumbar Kombes Pol Imam Kabut Satriadi di Padang, Senin mengatakan ketika dilakukan penggerebekan pada Jumat (10/1) dan petugas mengamankan dua orang sebagai otak pelaku dari bisnis prostitusi itu yakni wanita berinisial H (54) dan anaknya berinisial D (30).