Selasa 14 Jan 2020 16:54 WIB

Lurah: 15 Ribu Warga Terdampak Banjir Cipinang Melayu

Banjir awal 2020 membuat 15 ribu warga Cipinang Melayu terdampak.

Warga membersihkan perabotan rumah dari endapan lumpur pascabanjir di Kawasan Cipinang Melayu, Jakarta, Kamis (2/1/2020).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Warga membersihkan perabotan rumah dari endapan lumpur pascabanjir di Kawasan Cipinang Melayu, Jakarta, Kamis (2/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lurah Cipinang Melayu Agus Sulaeman memperkirakan sebanyak 15 ribu warga terdampak banjir di Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Agus menyatakan, banjir awal 2020 merupakan kejadian terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Dari 13 RW, sebanyak 11 RW yang terkena dampak," kata Agus di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Agus yang juga bermukim di Cipinang Melayu mengatakan, banjir terbesar terjadi di 2007. Hampir dua pekan pascabanjir, warga Cipiang Melayu sudah kembali dari pengungsian untuk membersihkan rumah mereka. Berbagai pihak pun telah menyalurkan bantuan kepada warga yang terdampak banjir.

"Saat ini yang dibutuhkan warga adalah perlengkapan kebersihan, khususnya untuk membersihkan rumah mereka," jelas Agus.

photo
Warga membersihkan perabotan rumah dari endapan lumpur pascabanjir di Kawasan Cipinang Melayu, Jakarta, Kamis (2/1/2020).

Kelurahan Cipinang Melayu merupakan salah satu lokasi penerimaan bantuan yang disalurkan di tiga kecamatan, yakni Makasar, Cipayung dan Ciracas, Jakarta Timur. Ketua RW 11, Suyatman mengakui jika banjir saat ini merupakan banjir terparah, walaupun hujan hanya beberapa jam saja.

"Dulu hujannya berminggu-minggu, tetapi banjirnya tidak parah. Hanya seminggu sudah selesai ditangani," kata Suyatman.

Sementara itu, Ketua RW 12 Hanggo Djalu mengatakan, warga masih membutuhkan bantuan sembako hingga peralatan membersihkan rumah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement