Kamis 09 Jan 2020 16:24 WIB

Saefullah: Ada Sedimentasi di Muara Banjir Kanal Barat

Pemprov DKI akan lebih fokus kondisi hilir Kali BKB agar debit air tidak melambat

Petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta membersihkan sampah yang tersangkut di aliran Kanal Banjir Barat Ciliwung, Jakarta, Rabu (8/1/2020).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta membersihkan sampah yang tersangkut di aliran Kanal Banjir Barat Ciliwung, Jakarta, Rabu (8/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan ada sedimentasi di muara Banjir Kanal Barat (BKB). Hal itu terungkap ketika Saefullah melakukan peninjauan BKB,  kawasan Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (9/1).

"Hasilnya peninjauan, ada sedimentasi, tanggul yang sudah tidak utuh lagi hingga ada kepentingan kepentingan nelayan di hilir muara," tutur Saefullah. Peninjauan dilakukan sebagai langkah strategis meminimalisir genangan di sepanjang aliran sungai Ciliwung dan Krukut yang bermuara di Banjir Kanal Barat.

Saefullah menjelaskan hilir Muara Angke harus memiliki kapasitas debit air ideal lebih dari 700 meter kubik sehingga kapasitas ini sekiranya dapat menampung 500 meter kubik aliran air Kali Ciliwung dan 200 meter kubik aliran air Kali Krukut.

Kedepannya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan lebih memfokuskan kondisi hilir Kali BKB agar debit air di hilir tidak terjadi perlambatan. "Dengan begitu maka aliran air yang dilintasi kedua aliran kali tidak meluap ke pemukiman penduduk," ujarnya.

Sebelumnya Banjir Jakarta awal tahun 2020 ikut menenggelamkan pemukiman masyarakat di Teluk Gong, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara. Khusus di Jakarta Utara, sebanyak 1.515 pengungsi untuk 23 lokasi pengungsian. Kelurahan terdampak antara lain Rorotan, Semper Barat, Semper Timur, Sukapura, Kelapa Gading Timur dan Pegangsaan Dua.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement