Selasa 07 Jan 2020 00:02 WIB

BATAN Miliki Teknologi Deteksi Kekuatan Bangunan

Teknologi BATAN bisa membantu mengantisipasi bangunan ambruk.

Kondisi gedung yang roboh di Jalan Brigjen Katamso, Slipi, Jakarta Barat, Senin (6/1).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Kondisi gedung yang roboh di Jalan Brigjen Katamso, Slipi, Jakarta Barat, Senin (6/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Tenaga Nuklir Indonesia telah menciptakan teknologi nuklir yakni Uji Tak Rusak atau Non-Destructive Investigation (NDI) untuk mendeteksi kekuatan kontruksi bangunan. Teknologi tersebut bisa membantu mewujudkan pembangunan yang berkualitas dan dalam mengantisipasi gedung ambruk.

"Uji Tak Rusak ini menganalisis kekuatan konstruksi tulangan beton atau tiang beton suatu bangunan," kata Kepala Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi BATAN Totti Tjiptosumirat, Senin (6/1).

Baca Juga

Totti menuturkan Teknologi Uji Tak Rusak yang ada pada PAIR BATAN adalah untuk mendeteksi kualitas beton yang sesuai standar bangunan. Uji Tak Rusak merupakan serangkaian kegiatan pengujian atau inspeksi untuk memastikan material, struktur, dan komponen dapat berfungsi sesuai yang dipersyaratkan.

Robohnya suatu bangunan bisa terjadi karena berbagai macam penyebab. Di antaranya tanah pijakan bangunan yang tidak kuat, atau memang konstruksi betonnya yang tidak sesuai dengan standar.

Kemarin (6/1) pagi, gedung lima lantai yang roboh di Jalan Brigjen Katamso Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat. Kondisi gedung tersebut kini ambles dari lantai teratas sampai lantai kedua gedung. Hingga saat ini, penyebab gedung ambruk tersebut belum diketahui.

Menanggapi peristiwa itu, Totti mengatakan teknologi Uji Tak Rusak dapat dimanfaatkan untuk persiapan pembangunan dan pascapembangunan sehingga dapat mendeteksi bangunan yang rawan roboh. Atau bangunan yang tidak sesuai standar kualitas kekokohan bangunannya demi menjaga keselamatan dan memastikan kualitas bangunan.

"Uji Tak Rusak bisa mendeteksi baik tidaknya suatu konstruksi beton hingga ke besarnya besi beton," tuturnya.

Bangunan-bangunan yang telah ada juga perlu dicek kekokohannya. Caranya dengan memanfaatkan teknologi Uji Tak Rusak sehingga dapat dilakukan langkah-langkah antisipasi untuk menghindari gedung ambruk.

Sementara ini, Uji Tak Rusak yang BATAN lakukan lebih banyak pada kualitas pabrikan seperti velg, blog mesin mobil, spare part mobil berat dan sebagainya.

BATAN ditunjuk menjadi pusat kolaborasi oleh Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency /IAEA) karena dianggap memiliki kemampuan dan pengalaman dalam bidang uji tak rusak nuklir. Dalam empat tahun terakhir BATAN juga sudah berhasil mengembangkan berbagai teknik dan peralatan uji tak rusak berbasis nuklir yang digunakan dalam sektor industri manufaktur, infrastruktur, pengolahan, maupun untuk lingkungan.

Berbagai sektor industri seperti industri logam, migas, transportasi, manufaktur, konstruksi, elektronika, dan lain-lain telah memanfaatkan NDI untuk mengendalikan mutu dalam meningkatkan keselamatan dan keandalan produk yang berdampak pada reputasi industri pengguna. Badan Tenaga Nuklir Indonesia membuka kesempatan kepada industri dan segala pemangku kepentingan untuk memanfaatkan teknologi uji tak rusak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement