Senin 17 Feb 2020 20:25 WIB

Warga Perumahan Batan Diminta Beraktivitas Normal

Tingkat radiasi nuklir di titik di Perumahan Batan semakin turun.

Rep: Febryan A/ Red: Indira Rezkisari
Petugas Kesatuan KBR (Kimia Biologi Radioaktif) Gegana Mabes Polri bersama petugas PTKMR (Pusat Teknologi Keselamatan Meteorologi Radiasi) mengukur paparan radiasi di area terpapar di Perumahan Batan Indah, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (17/2).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas Kesatuan KBR (Kimia Biologi Radioaktif) Gegana Mabes Polri bersama petugas PTKMR (Pusat Teknologi Keselamatan Meteorologi Radiasi) mengukur paparan radiasi di area terpapar di Perumahan Batan Indah, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Proses pemindahan tanah terpapar radiasi nuklir masih berlangsung di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, hingga Senin (17/2). Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menyebut tingkat radiasi semakin turun. Warga pun diminta beraktivitas normal.

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten, Indra Gunawan, menyebut tingkat radiasi nuklir di titik di areal Perumahan Batan Indah semakin turun karena pemindahan tanah dan vegetasi terpapar terus dilakukan. Penurunan tingkat radiasi, kata dia, tampak dari semakin mengecilnya batasan garis polisi.

Baca Juga

"Tadinya ada safety paremeter dan lebih luas lagi ada security parameter. Sekarang sudah bergerak lebih ke dalam. Itu bisa kita pastikan paparan radiasi semakin turun," kata Indra di lokasi, Senin.

Meski demikian, Indra tak menyebut angka penurunan tingkat radiasi nuklir tersebut. Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menyebut tingkat radiasi sudah turun 30 persen ke angka 90-an mikro sivet per jam pada Sabtu (15/2). Untuk diketahui, ambang normal paparan radiasi adalah 0,03 mikro sivet per jam.

Berdasarkan pantauan Republika pada Senin siang, titik yang ditemukan zat penyebab radioaktif itu tampak masih dalam proses penggalian dan pemindahan. Garis polisi mengitarinya dengan luas sekitar 60 meter kali 30 meter persegi.

Menurut Indra, batasan areal itu sudah diperkecil dari hari sebelumnya. Oleh karena itu, ia berharap warga bisa lebih nyaman untuk beraktivitas. "Silakan warga tetap beraktivitas secara normal. Sepanjang itu di luar safety parameter," ucapnya.

Masyarakat Perumahan Batan Indah tampak beraktivitas seperti biasa ketika Republika mendatangi lokasi paparan pada Senin siang. Masyarakat lalu lalang di jalan depan areal terpapar. Belasan warung yang hanya terpaut puluhan meter dengan titik temuan zat penyebab paparan tetap melayani pelanggan.

Titik paparan nuklir itu diketemukan oleh pihak Bapeten pada akhir Januari 2020 lalu. Zat penyebab radiasi nuklir itu diketahui setelah uji lab adalah Cesium (Cs) 137. Jenis zat yang bisa menyebabkan kanker bila terpapar tubuh manusia dalam batasan tertentu.

Sejak tanggal 11 Januari, Bapeten dan Batan bekerja sama untuk memindahkan tanah dan vegetasi yang terpapar. Sudah puluhan drum berisi tanah yang dipindahkan.

Adapun penyebab munculnya Cesium 137 di lokasi tersebut masih dalam proses investigasi. Kepolisian ikut turun tangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement