Jumat 03 Jan 2020 12:03 WIB

Diam-Diam, Jokowi Tinjau Waduk Pluit Jakarta Utara

Jokowi tiba di Waduk Pluit dan langsung meninjau fasilitas pompa air

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Pekerja menggunakan alat berat untuk mengeruk Waduk Pluit di Jakarta, Senin (11/11/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Pekerja menggunakan alat berat untuk mengeruk Waduk Pluit di Jakarta, Senin (11/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Waduk Pluit di Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (3/1) pagi. Tinjauan kali ini dilakukan secara 'diam-diam' tanpa diliput langsung oleh awak media yang bertugas di Istana Kepresidenan. Jokowi diketahui tiba di Waduk Pluit sekitar pukul 09.15 WIB dan langsung meninjau kondisi terkini di lokasi. Jokowi juga mengunjungi Pompa Air Muara Baru untuk memastikan fasilitas tersebut berfungsi dengan baik.

Saat dikonfirmasi, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, menyebutkan bahwa presiden berada di Waduk Pluit sekitar 30 menit. Jokowi memastikan seluruh pompa beroperasi dengan baik. Presiden juga disebut meninjau alat-alat berat yang bekerja mengeruk sedimen waduk dan sempat berbincang dengan para pegawai.

"Beliau memastikan semua pompa berfungsi dengan baik," kata Bey, Jumat (3/1).

Kunjungan Jokowi ke Waduk Pluit hari ini hanya didampingi oleh asisten ajudan presiden serta sejumlah paspampres. Setelah meninjau kurang lebih setengah jam, presiden langsung kembali ke Istana Kepresidenan Jakarta.

Rencana kunjungan presiden ke Waduk Pluit memang tidak disampaikan kepada pewarta istana. Kunjungan kali ini bahkan luput dari pengawalan sejumlah petugas istana yang biasanya ikut mendampingi presiden.

Sebelumnya, presiden menyampaikan tiga poin pekerjaan yang harus dilakukan instansi terkait untuk mengatasi banjir di sebagian wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) di awal 2020. Keselamatan warga menjadi pesan pertama Jokowi.

"Pertama, urusan banjir yang paling penting ini adalah yang berkaitan dengan keselamatan warga dinomorsatukan," kata Presiden Jokowi.

Menurut Presiden, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah provinsi, hingga Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas semuanya harus segera bergerak bersama-sama. "Untuk memberikan rasa aman, memberikan keselamatan kepada warga yang terkena bencana banjir," kata Presiden menambahkan.

Hal kedua adalah terkait dengan normalisasi fasilitas umum. "Yang kedua, yang berkaitan dengan normalisasi untuk fasilitas-fasilitas umum karena ini sudah masuk di Jakarta sudah masuk ke Halim, sudah masuk ke Tol Cikampek, kemudian juga di beberapa objek vital, saya kira ini harus segera dinormalisasi sehingga fungsi-fungsi itu kembali menjadi normal," ungkap Presiden.

Ketiga, menurut Presiden, yang paling penting juga pemerintah pusat dan pemerintah provinsi harus bekerja bersama-sama dalam menanggulangi ini. Terutama yang berkaitan dengan urusan-urusan banjir karena pemerintah pusat memang baru dalam proses dan belum selesai.

Presiden lantas menyebut Waduk Cimahi dan Waduk Ciawi yang kemungkinan baru tahun depan selesai. "Akan tetapi, di luar itu, semuanya harus selesai," kata Presiden menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement