Jumat 03 Jan 2020 11:17 WIB

Dinkes Tangsel Siapkan Obat Bagi Korban Terdampak Banjir

Banjir secara tidak langsung telah meningkatkan berbagai macam penyakit.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Andi Nur Aminah
Penyakit Setelah Banjir.
Foto: Republika
Penyakit Setelah Banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah menyediakan sejumlah obat-obatan bagi warga terdampak banjir. Hal itu sebagai upaya antisipasi penyakit pasca banjir.

Banjir secara tidak langsung telah meningkatkan berbagai macam penyakit. Kondisi tersebut disebabkan air banjir yang kotor bercampur dengan berbagai kotoran. Sehingga dengan mudah dapat menular kepada manusia.

Baca Juga

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Deden Deni mengungkapkan telah mengantisipasi kemunculan penyakit pascabanjir yang melanda titik di Tangsel. Berbagai macam penyakit di antanya diare, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), demam, dan asam lambung. “Penyakit-penyakit itu yang kita antisipasi, kita siapin obat-obatannya dan sejumlah tenaga kesehatan,” katanya, Kamis (2/1).

Untuk penyakit diare, ISPA dan penyakit kulit, kondisi disebabkan selama banjir berlangsung banyak tumpukan sampah dan kotoran bercampur ke dalam rumah dan menempel di tubuh. Terutama diare disebabkan konsumsi makanan dan minuman yang kurang higienis.

Sementara pihaknya juga telah melakukan kesiagaan selama 24 jam. Termasuk siaga di posko kesehatan titik terdampak banjir. “Semalam sudah ada yang ke posko berobat keluhkan pusing, mual, kejang, demam dan tensi tinggi. Mungkin karena syok, namun secara umum bisa ditangani,” kata Deden.

Selama proses penanganan kesehatan pihaknya mengaku tidak adanya kendala. Sampai dengan saat ini keluhan warga kebanyakan dari mereka yang terluka lecet, sebab buru-buru selamatkan diri.

Sementara, Kepala Posko Kesehatan Pesona Serpong Kelurahan Kademangan, Andri Novendra menghimbau kepada warga untuk tidak kembali ke rumah sebelum kondisi aman. Namun mereka tetap ingin segera kembali membereskan rumahnya yang terendam banjir.

“Hampir semua warga kita tampung di sini, sekitar 500 orang. Tapi ada beberapa dari mereka yang tidak mau di evakuasi. Pertimbangan menjaga rumah dan hewan peliharaan,” jelasnya.

Dengan kondisi seperti itu, warga terdampak banjir rentan terkena penyakit, khususnya balita dan anak-anak. Hal ini dikarenakan paparan air banjir yang terlalu lama menggenangi permukiman mereka.

Ia mengatakan, wilayah tersebut sering sekali dilanda banjir. Dalam setahun minimal mengalami satu kali banjir. Selama proses evakuasi warga tidak bisa diimbau untuk bertahan di posko kesehatan. Sebagian dari mereka lebih memilih untuk pulang segera membersihkan rumah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement