REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 35 pos pantau dan delapan posko disiapkan di sejumlah wilayah di Kota Surabaya. Hal ini dimaksudkan guna mengantisipasi terjadinya bencana akibat dampak dari anomali cuaca.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Kota Surabaya, Eddy Christijanto, mengatakan posko terpadu tersebut sebagai langkah cepat untuk mengantisipasi ketika ada kejadian-kejadian yang tidak diharapkan.
"Dari jajaran Kasatgas Linmas kelurahan, PMK dan Satpol PP juga kita siapkan dalam rangka menghadapi musim hujan ini," katanya.
Namun, lanjut dia, yang paling penting diwaspadai oleh masyarakat adalah datangnya angin kencang. Apalagi, lanjut dia, saat ini datangnya angin tidak seperti dahulu. Jika empat tahun yang lalu, angin bergerak dari barat ke timur, namun sekarang tidak bisa diprediksi.
"Kita tidak bisa prediksi arah angin ini, namun ketika ada awan hitam (Cumulonimbus) itu dimana pun kita harus hati-hati," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya terus melakukan penanaman pohon. Hal ini bertujuan untuk menambah jumlah oksigen. Sehingga diharapkan dapat semakin membuat tekanan udara menjadi tinggi.
Hal ini dikarenakan ketika tekanan udara itu tinggi, lanjut dia, maka angin kencang akan berpusat di atas, tidak turun ke bawah. "Tolong sampaikan dan sebarkan kepada seluruh masyarakat Kota Surabaya untuk bersiap-siap. Kalau ada kejadian apa-apa, utamanya terkait kedaruratan bisa langsung menghubungi Command Center 112," katanya.
Kendati demikian, dalam menghadapi anomali cuaca ini, BPB dan Linmas Surabaya juga rutin melakukan pengecekan peralatan, seperti perahu karet. Tak hanya itu, bahkan jajaran BPB Linmas, Satpol PP dan Damkar juga rutin menggelar latihan.
"Karena itu, kami juga rutin menggelar latihan untuk persiapan datangnya potensi bencana," katanya