Sabtu 28 Dec 2019 19:34 WIB

Polres Cianjur Amankan Empat Muncikari

Empat muncikari ditengarai ingin menawarkan belasan perempuan muda ke turis asing.

Muncikari ditangkap (ilustrasi).
Muncikari ditangkap (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Polres Cianjur, Jawa Barat, menangkap empat orang diduga muncikari yang menjajakan belasan perempuan muda pada turis asing di perumahan elite Kota Bunga di Kecamatan Cipanas. Polisi juga mengamankan belasan korban.

"Keempat tersangka Fany, Aditya, Dasep, dan Kuswandi, ditangkap setelah petugas mendapat laporan warga yang resah dengan kegiatan perdagangan orang di perumahan yang biasa dihuni turis asing asal Timur Tengah," kata Kapolres Cianjur AKBP Juang Andi Priyanto pada wartawan di Cianjur, Sabtu.

Baca Juga

Mendapati laporan tersebut, Polres Cianjur menurunkan anggota untuk melakukan pengintaian dan penangkapan. Tersangka yang saat itu hendak mengantarkan 11 perempuan muda dan satu laki-laki (lady boy) langsung ditangkap dan diamankan ke Mapolres Cianjur.

Berdasarkan keterangan tersangka, perempuan muda dan laki-laki tersebut akan ditawarkan pada turis asal Timur Tengah yang menghuni sejumlah vila di perumahan tersebut dengan tarif Rp500 ribu sampai satu juta per satu jam.

"Korban perdagangan manusia ini dibawa menggunakan kendaraan roda empat, sehingga kami juga mengamankan barang bukti berupa 12 unit telepon selular dan empat kendaraan roda empat berbagai jenis," katanya.

Saat ini, menurut dia, tersangka masih menjalani pemeriksaan secara intensif di Mapolres Cianjur, sedangkan belasan korban yang rata-rata masih berusia 20 tahunan akan dikirim ke panti rehabilitasi di Sukabumi.

"Kami akan terus menggelar operasi dan razia bekerja sama dengan instansi terkait di Pemkab Cianjur, guna menghilangkan penyakit masyarakat khususnya perdagangan manusia yang dieksploitasi untuk pekerja seks," katanya.

Sementara beberapa korban mengatakan tergiur dengan tawaran muncikari karena faktor ekonomi. Bahkan beberapa orang di antaranya telah berkali-kali melayani turis asing yang memesan.

"Karena terdesak kebutuhan sehari-hari, saya terpaksa bekerja seperti ini. Penghasilan yang saya dapat dibagi dengan muncikari dan perantara," kata Sintia, seorang korban yang mengaku warga Kecamatan Cipanas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement