REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Surabaya memiliki tim penyelamat perempuan yang akan bertugas melakukan evakuasi korban bencana di area perairan. Tim penyelamat perempuan tersebut merupakan gabungan dari aparat Satpol PP, BPB dan Linmas dan PMK yang tersebut terbentuk satu bulan lalu.
"Pembentukan tim penyelamat perempuan bertujuan untuk mengevakuasi korban bencana yang bergender perempuan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Linmas Kota Surabaya, Eddy Christianto, Selasa (24/12).
Sebenarnya, lanjut dia, untuk pertolongan kepada korban bencana tidak ada pembedaan petugasnya apakah laki-laki atau perempuan karena yang terpenting adalah orangnya selamat dulu.
Namun demikian, lanjut dia, sesuai arahan dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bahwa dalam penanganan korban bencana juga harus dilakukan dengan profesional. Artinya, di perairan, apabila korbannya perempuan, maka yang menolong juga perempuan.
"Untuk pelatihan, kita sudah bekerja sama dengan Basarnas dan Marinir, berkaitan dengan strategi dan langkah-langkah penyelematan korban di sungai dan laut," katanya.
Tim evakuasi korban bencana Pemkot Surabaya khusus laki-laki telah berlatih penyelematan di laut. Sedangkan, tim perempuan, selama satu bulan ini mendapatkan pelatihan penyelematan di sungai.
Satgas perempuan yang bertugas sebagai penyelamat di perairan, baik laut maupun sungai, berasal dari BPB dan Linmas sebanyak 10 orang, Satpol PP enam orang, sementara PMK belum ada.
"Di PMK kebanyakan para petugasnya adalah laki-laki," katanya.
Selain menyiagakan para petugas, lanjut dia, Pemkot Surabaya juga menyiapkan peralatan yang digunakan. "Kita (BPB dan Linmas) ada 15 perahu, Satpol 6, dan PMK 4 perahu semuanya siap siaga. Kemudian kita juga siapkan chainsaw (Gergaji) untuk menangani pohon tumbang, genset, lampu dan peralatan lain yang mendukung," katanya.
Eddy mengatakan pihaknya telah melakukan cek kesiapsiagaan tim penanggulangan bencana, yakni Linmas, Satpol dan PMK satu bulan lalu. Dalam pemeriksaan kesiagaan, dilakukan tes samapta dan kesehatan untuk menjaga kesehatan, agar mereka benar-benar fit.
Kemudian, dilakukan tes psikologi bekerja sama dengan lembaga perguruan tinggi, guna mengukur mental mereka menghadapi Natal dan Tahun Baru 2020.