Rabu 16 Jul 2025 08:52 WIB

Muhammadiyah Resmikan SPPG Seluruh Indonesia di Sleman, Siap Dukung Program MBG

Total terdapat 21 SPPG milik Muhammadiyah yang akan melayani program MBG.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) RI Dadan Hindayana (tengah, baju putih) berfoto bersama para pimpinan Muhammadiyah dan pejabat lokal di DIY usai mengunjungi SPPG Muhammadiyah Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Selasa (15/7/2025).
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) RI Dadan Hindayana (tengah, baju putih) berfoto bersama para pimpinan Muhammadiyah dan pejabat lokal di DIY usai mengunjungi SPPG Muhammadiyah Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Selasa (15/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Muhammadiyah resmi meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Muhammadiyah Minggir, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (15/7/2025). Total akan terdapat sebanyak 21 SPPG milik Muhammadiyah yang akan melayani program MBG.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengungkapkan program MBG diharapkan dapat memberikan peningkatan pada status gizi masyarakat terutama pada kelompok rentan yakni anak-anak, ibu-ibu hamil dan menyusui, serta pada saat yang sama juga dapat mengurangi angka stunting dan malnutrisi pada anak.

“Program ini diharapkan untuk secara lebih jauh meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang didukung oleh kualitas gizi yang memadai sehingga negara kita mampu berdaya saing dan berkualitas sama dengan negara-negara yang lebih maju," kata Haedar dalam video yang ditayangkan saat acara peluncuran tersebut.

Haedar menegaskan Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi yang menjadi kekuatan masyarakat, akan selalu mendukung dan membersamai program-program yang positif dan konstruktif untuk kemajuan bangsa.

Dalam konteks tersebutlah, Haedar mengharapkan kolaborasi ini akan semakin meningkatkan efisiensi, efektivitas dan keberhasilan program MBG di seluruh tanah air.

“Muhammadiyah memiliki jaringan organisasi sampai ke tingkat bawah, memiliki lembaga-lembaga  pendidikan yang memiliki dapur seperti pesantren, boarding school, dan sekolah-sekolah khusus yang tentu akan menjadi daya dukung yang penting untuk menyukseskan program ini," ujarnya.

Sementara itu Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Syamsul Anwar mengatakan, penyelenggaraan MBG dalam rangka membangun sumber daya yang berkualitas. Hal tersebut penting mengingat Indonesia sedang dihadapkan dengan visi Indonesia Emas. Dari segi Persyarikatan Muhammadiyah, pelaksanaan MBG harus ditempatkan dalam filosofi gerakan Muhammadiyah, yakni fikih Al-Ma'un, sejalan dengan prinsipnya yang menekankan golongan mampu untuk terus berbagi.

Maka, saya mengingatkan kepada kader-kader Muhammadiyah agar tidak tercerabut dari filosofi dasar Al-Ma'un, yakni kemampuan untuk berbagi," katanya.

Syamsul menyampaikan bahwa kegiatan ini jangan didasarkan kepada pola-pola yang lebih pada pertimbangan ekonomi an sich, apalagi pertimbangan dua hubungan transaksional. "Kita tumbuhkan benih kebersamaan kita untuk membangun bangsa Indonesia yang berkecerdasan, karena tantangan ke depannya sangat besar. Perlu diingat bahwa bangsa yang tidak mampu membangun kualitas akan digilas oleh bangsa lain," ungkapnya.

21 SPPG miliki Muhammadiyah

Ketua Koordinator Nasional Program Makan Bergizi Muhammadiyah (MBM) PP Muhammadiyah, Nurul Yamin, menuturkan bahwa terdapat 21 SPPG yang diresmikan. Secara detail, sebaran SPPG yakni enam titik di DIY, lima titik di Jawa Tengah, tujuh titik di Jawa Barat, satu titik di Banten, satu titik di Jawa Timur, dan satu titik di Kalimantan Utara.

Total, SPPG tersebut tersebar di 15 kabupaten dan kota "MBG harus kita kelola yang pertama dengan penuh tanggung jawab. Kedua, clear atau transparan, tanpa ada konflik kepentingan dan bersih dari niat-niat jahat. Yang ketiga, clean. Jangan sampai terbesit sedikit pun melakukan perilaku yang menodai amanat dari persyarikatan Muhammadiyah. Semuanya bersatu dalam menjalankan komitmen persyarikatan Muhammadiyah," katanya.

photo
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) RI Dadan Hindayana (baju putih, tengah) saat melihat-lihat proses pembuatan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Muhammadiyah Minggir, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (15/7/2025). - (Republika/Fernan Rahadi)
Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) RI Dadan Hindayana menjelaskan jaringan Muhammadiyah yang tersebar di Indonesia dan terstruktur menjadi poin penting menyukseskan MBG. Menurut Dadan, keberadaan program ini juga memberikan manfaat bagi ekosistem yang ada di wilayah penerimaan MBG.

"Tidak hanya tubuh anak-anak yang akan sehat, tapi hal ini juga sangat menguntungkan untuk mengembangkan ekosistem, dan Muhammadiyah ikut menyukseskannya (program MBG ini)," kata Dadan.
 
SPPG Muhammadiyah di Minggir, Sleman tersebut merupakan SPPG kolaborasi Muhammadiyah dengan Yayasan Lembaga Peningkatan Kesehatan Gizi Indonesia (YLPKGI). Ketua Dewan Pembina YLPKGI, Arsjad Rasjid, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untu menciptakan dampak jangka panjang.
 
"Kolaborasi antara Muhammadiyah, Badan Gizi Nasional, dan YLPKGI bukan hanya soal memberikan makanan bergizi, tetapi soal membangun masa depan. Melalui SPPG ini, kita hadirkan dampak gizi yang nyata sekaligus menggerakkan ekonomi lokal secara berkelanjutan. Inilah bentuk gotong royong yang sesungguhnya: dari komunitas, oleh komunitas, dan untuk Indonesia yang lebih sehat dan kuat," kata Arsjad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement