Rabu 18 Dec 2019 08:25 WIB

Jokowi: Akhir Tahun 2020 Banjir Jakarta Lebih Terkendali

Dua bendungan besar di Bogor dinilai Jokowi dapat menanggulangi banjir Jakarta.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Sejumlah pengojek daring berusaha menyalakan sepeda motor yang terendam banjir di Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (17/12).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Sejumlah pengojek daring berusaha menyalakan sepeda motor yang terendam banjir di Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (17/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi terjadinya banjir di sejumlah kawasan di Jakarta pada Selasa (17/12) kemarin. Jokowi menyebut, dua bendungan besar di Sukamahi dan Ciawi, Bogor yang tengah dibangun untuk menanggulangi banjir Jakarta ditargetkan rampung pada akhir 2020.

Setelah bendungan tersebut rampung dibangun, ia yakin banjir di Jakarta akan lebih terkendali.

Baca Juga

"Kita memang masih dalam proses membangun bendungan yang namanya Sukamahi dan Ciawi, di Bogor selesai kira-kira akhir tahun depan insyaallah, kalau jadi akan bisa lebih dikendalikan," ujar Jokowi saat berbincang dengan awak media Istana di Hotel Novotel, Balikpapan, Rabu (18/12).

Namun, pengendalian banjir di Jakarta disebutnya juga sangat tergantung pada upaya pemerintah provinsi untuk membersihkan selokan dan aliran air.

"Kemudian juga pelebaran dari Sungai Ciliwung yang sampai di Jakarta sudah menyempit. Manajemen pengelolaan pintu air termasuk pengerukan waduk-waduk di Jakarta, seperti waduk Pluit dan lainnya," kata Presiden.

Selain banjir, Jakarta juga memiliki permasalahan utama lainnya yakni kemacetan. Namun, pemerintah telah membangun moda transportasi lainnya untuk mengurangi kemacetan, seperti MRT dan LRT yang nantinya akan diintegrasikan dengan moda transportasi sepertinya TransJakarta, commuter line, kereta bandara, dll.

"Ada 6 diintegrasikan akan sangat mengurangi kemacetan di Jakarta," ujarnya.

Kendati demikian, menurutnya, salah satu solusi yang akan memberikan pengaruh besar pada penurunan angka kemacetan di Jakarta yakni pemindahan ibu kota.

"Kalau tidak pindah ibu kota ya memang tetap akan sulit karena semua orang mau meniti karir di Jakarta, bisnis di Jakarta," ujarnya.

Jokowi mengatakan, Jakarta menjadi daya tarik bagi penduduk di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Hal inilah yang menyebabkan wilayah Jakarta menjadi padat penduduk.

"Sebanyak 56 persen penduduk kita di Jawa, Jakarta, dan sekitarnya. PDB ekonomi kita 58 persen di Jawa, khususnya di Jakarta. Sehingga perlu pemerataan ekonomi," ungkapnya.

Sebelumnya, hujan yang merata turun di wilayah Jakarta, Selasa siang, menyebabkan genangan air di sejumlah jalan di wilayah Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement