Senin 16 Dec 2019 17:55 WIB

Ponpes di Bogor Jadi Pilot Project Usai Hepatitis A Mewabah

Ponpes Nurul Ilmi menjadi pilot project program perilaku hidup bersih dan sehat.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Andri Saubani
Pasien yang terjangkit Hepatitis A dirawat di rumah sakit. (ilustrasi)
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Pasien yang terjangkit Hepatitis A dirawat di rumah sakit. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pondok Pesantren Nurul Ilmi, Desa Bojong Baru, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor ditunjuk sebagai pilot project atau sebagai daerah perintis program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Hal itu, menyusul sejumlah santri yang terpapar hepatitis A.

"Sekarang dia (Pondok Pesantren Nurul Ilmi) menjadi pilot project PHBI di Kabupaten Bogor," Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor Dedi Syarif kepada Republika, Senin (16/12).

Baca Juga

Setelah santri Pondok Pesantren Nurul Ilmi terpapar hepatitis A, Dedi mengungkapkan, Dinas Kesehatan (Dinkes) tingkat Kabupaten, Provinsi hingga Kementrian Kesehatan melakukan penyuluhan ke pondok tersebut. Karena itu, pondok yang mulanya dinilai kurang higenis kini telah berbenah.

Dedi menjelaskan, Dinkes Kabupaten Bogor tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut. Dia meminta agar kebersihan tetap diutamakan dalam menciptakan prilaku PHBS.

"Akhirnya mereka terbuka guru-gurunya, kiai-kiainya kerja sama dengan istitusi kesehatan dalam rangka menjadikan pesantren sebagai pilot projeknya, sudah disepakati," kata Dedi.

Diketahui, Dokter Umum Puskesmas Bojonggede, Diah Aryani, mengatakan, pihaknya telah meminta pengurus Pondok Pesantren Nurul Ilmi untuk menerapkan perilaku hidup bersih. Pada saat penyuluhan, Diah menyatakan, telah meminta pondok tersebut untuk memisahkan tempat makan.

"Kalau di pesantren senangnya rame-rame gitu kan? Nah, kita coba penyuluhan sebaiknya alat makannya terpisah. Cuci tangan nomor satu harus," kata Diah.

Atas permintaan tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ilmi Bojonggede Bogor, KH Faisal M Ali Nurdin, Lc, MA mengeluhkan lingkungan pondok yang dinilai kurang bersih. Nurdin menyatakan, pihaknya telah menjaga iklim yang bersih di lingkungan pondok.

"Saya banyak di telepon dari jamaah, Jawa Timur dari Sumatra, ini gimana pesantrennya kok kayak begini, karena kesimpulannya harus bersih," kata Nurdin.

Padahal, dia mengungkapkan, saat dilakukan peninjauan, Pondok Pesantren Nurul Ilmi banyak di puji oleh penyuluh dari Dinas Kesehatan. Menurutnya, para penyuluh tak pernah melihat pondok sebersih itu.

"Yang ninjau dari dinkes dari apa itu maaf saja mereka katakan, jarang melihat pesantren yang sebersih ini," jelasnya.

Nurdin pun berpendapat, virus hepatitis bisa menyerang lingkungan mana pun. Bahkan, instansi pemerintah sekal ipun.

"Orang istana juga bisa kena, kalo virus itu, betul enggak?" katanya sambil melempar pertanyaan.

Setelah diberitakan santri Nurul Ilmi terpapar hepatistis A lantaran lingkungan yang kurang bersih, Nurdin menyatakan, begitu terkejut. "Mangkanya Nurul Ilmi harus meningkatkan kebersihan, berarti kesannya jorok," tegasnya.

Meskipun sudah lama, Nurdin pun menyinggung, jumlah santri yang terpapar hepatistis A juga tak sebanyak yang diberitakan. Dia menyatakan, jumlah santri yang terpapar hepatitis A tak sampai 13 santri.

"Menurut hasil penelitian Kementerian Kesehatan hanya 11 orang santri putra terjangkit virus hepatitis A," jelasnya.

Dia menambahkan, santri yang terpapar hepatitis A juga sudah lama. Dia menegaskan, hepatitis A tersebut sudah terjadi sejak awal November dan telah diatasi.

"Alhamdulillah, ketika kami tahu, langsung kami atasi dengan maksimal dan bekerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten. Doakan mudah-mudah ini semua ada hikmah dan kebaikannya bagi semua," kata Nurdin.

Sebelumnya, Kepala Dinkes Kabupaten Bogor Mike Kaltarina menjelaskan, hepatitis A sempat mewabah menyerang pelajar di Kabupaten Bogor. Mike mengatakan, 13 dari 48 santri di Pondok Pesantren Nurul Ilmi, Desa Bojong Baru, Bojonggede positif terjangkit hepatitis A.

Mike menjelaskan, total santri di pondok tersebut berjumlah 216 santri. Dari jumlah tersebut, kata Mike, terdapat 45 diantaranya yang disinyalir terpapar hepatitis A.

"Yang dilaporkan itu ada 48 santri ya. Lalu kita melalukan uji laboratorium, tetapi tidak semua ternyata. Yang positif itu hanya 13 orang dengan hasil hepatitis A," kata Mike dikonfirmasi, Senin (9/12).

photo
Awas Hepatitis A Menyerang

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement