REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemerintah melakukan tindakan pencegahan penyakit hepatitis A yang sebelumnya menjangkit puluhan siswa siswi di SMPN 20 Kota Depok, Jawa Barat.
"Jadi dua hal, satu mencegah penyebaran semakin meluas, kedua kami melakukan tindakan medis untuk penyakitnya," kata Menteri Kesehatan Terawan Agus Putrantosaat ditemui di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (21/11).
Menurut dia, Kemenkes dibantu pemerintah daerah melakukan tindakan preventif dan promotif kepada lingkungan sekitar sekolah dan Kota Depok. Puskesmas yang ada di daerah itu juga memantau pasien dan mengidentifikasi faktor risiko hingga sumber penularan.
Lembaga kesehatan akan melakukan survei kepada murid, guru dan masyarakat lingkungan sekolah serta keluarga masing-masing untuk mencegah penyebaran hepatitis A.
"Dari hasil penelusuran yang dilakukan, kasus jumlah penderitanya sebanyak 72 kasus, yakni 38 laki-laki, 34 perempuan. Dan untuk kasus hepatitis A yang dirawat sebanyak 3 orang," katanya.
Ia mengatakan penderita hepatitis A yang lain melakukan berobat jalan, istirahat di rumah dan tidak masuk sekolah. Dari 70 orang yang terkena hepatitis A di Depok, kata Menkes, jumlah itu termasuk masyarakat lingkungan sekolah SMPN 20 Kota Depok.
Sebanyak 40 siswa SMP Negeri 20 Kota Depok Jawa Barat dan tiga guru terserang penyakit hepatitis A yang diketahui sejak 13 November 2019.
Kepala Sekolah SMPN 20 Depok Komar Suparman menjelaskan pada awalnya wabah penyakit Hepatitis A yang menyerang para pelajar dan guru saat itu baru beberapa siswa saja yang terjangkit.
"Mereka mengalami gejala letih, lemah, lesu, dan pusing," kata Komar.
Penyakit yang mengakibatkan penurunan fungsi liver (hati) menular ke pelajar lainnya, bahkan tiga orang guru juga tertular. Hingga pada 19 November 2019, pihaknya belum mengetahui penyebab pasti wabah hepatitis di lingkungan sekolah yang terletak di Jalan Martadinata RT 09/06, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, (RJB), Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok itu, demikian KomarSuparman.