REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Bencana banjir dan tanah longsor melanda empat kecamatan yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Barat (Sumbar) menyebutkan penyebab bencana banjir dan tanah longsor karena tingginya intensitas hujan dengan durasi yang cukup lama.
Banjir dan tanah longsor melanda Kecamatan Harau, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kecamatan Akabiluru, dan Kecamatan Lareh Sago Halaban.
"Telah terjadi banjir dan longsor karena intensitas hujan yang lama dari pukul 21.00 WIB pada 8 Desember 2019 hingga 9 Desember 2019. Terdampak beberapa wilayah, beberapa rumah penduduk terendam banjir, longsor dan amblasnya jalan Penghubung serta merendam lahan pertanian masyarakat," kata Kalaksa BPBD Sumbar Erman Rahman, Rabu (11/12).
Erman memberikan perincian bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota. Pertama, adalah Kecamatan Harau yang meliputi Nagari Sarilamak dan Nagari Taram. Di Sarilamak, bencana banjir mengakibatkan jembatan gantung tebing tinggi rusak berat dengan kondisi jembatan miring dan pondasi penahan bahu jembatan roboh.
Erman menjelaskan jika tidak ditanggulangi, kondisi jembatan gantung bisa roboh dan akan memutuskan jalur transportasi dan perekonomian masyarakat sebanyak 50 KK dengan lebih kurang 300 jiwa. Kemudian di Nagari Taram, banjir berdampak pada 21 KK dengan jumlah penduduk 63 jiwa. Erman menyebut penduduk telah diungsikan ke tempat yang lebih tinggi dan aman dikarenakan rumahnya dengan kondisi rusak berat.
Di Kecamatan Pangkalan Koto Baru banjir terjadi di Nagari Koto Alam. Akibatnya
lalu lintas yang menghubungkan Provinsi Sumatra Barat dengan Provinsi Riau terputus. Longsor di pinggir jalan tersebut mengakibatkan satu unit kendaraan jenis Colt Diesel (BM 9257 DA) terseret material.
Di Kecamatan Akabiluru, bencana longsor mengakibatkan jembatan Sabar Batu Baroguang yang menghubungkan Nagari Suayan dengan Nagari Pauah Sangik dalam kondisi rusak berat. Terakhir di Kecamatan Lareh Sago Halaban terjadi bencana banjir di Nagari Batu Payuang dan Nagari Padang Balimbiang. Di Batu Payuang, banjir mengakibatkan delapan jiwa harus mengungsi karena rumah rusak berat terendam air. Sementara di Padang Balimbiang banjir mengakibatkan 48 jiwa mengungsi.
Dari rentetan bencanan banjir di Lima Puluh Kota ini, menurut Erman, tidak ada korban jiwa atau korban nyawa. "Korban jiwa nihil," ujar Erman.
Erman menyebut saat ini tim dari BPBD Provinsi dan BPBD 50 Kota sudah berada di lokasi untuk melakukan penanganan pasca bencana. Mereka dibantu personel TNIl Polri beserta masyarakat melakukan evakuasi.
Masih informasi dari Kepala BPBD Sumbar, rencananya, pada Kamis (12/12) lokasi bencana banjir dan longsor di 50 Kota ini akan mendapat kunjungan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.