Jumat 06 Dec 2019 02:00 WIB

Layanan Akupuntur, Energi Prana, dan Hipnoterapi Masuk RS

RS Sanglah jadikan akupuntur, energi prana, hipnoterapi sebagai layanan komplementer.

Ilustrasi akupuntur. RS Sanglah jadikan akupuntur, energi prana, hipnoterapi sebagai layanan komplementer.
Foto: EPA/Mark
Ilustrasi akupuntur. RS Sanglah jadikan akupuntur, energi prana, hipnoterapi sebagai layanan komplementer.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah menyediakan pelayanan pengobatan tradisional dan komplementer sejak 3 Desember 2019. Layanan berupa akupuntur, energi prana, dan hipnoterapi tersedia sebagai upaya menunjang pengembangan wisata sehat.

"Energi prana ini salah satu pengobatan alternatif, contohnya, yang sel kankernya tidak merespons obat dan ini bisa dipilih sebagai pengobatan alternatif bagi pasien itu sekaligus mendukung program pemerintah tentang wisata sehat," ucap dr Ketut Ayu, Penanggungjawab Pelayanan Poliklinik Energi Prana, RSUP Sanglah Denpasar, Kamis.

Baca Juga

Ayu mengatakan, energi prana berfungsi untuk mempercepat penyembuhan. Menurutnya, secara fisik, penyakit dapat diobati oleh dokter yang membidangi, sedangkan secara psikis, pasien bisa diterapi melalui energi prana.

Layanan pengobatan alternatif tersebut tetap terintegrasi dengan medis dan bersifat komplementer. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengunjungi Poliklinik Tradisional dan Komplementer Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah untuk memantau praktiknya pada Rabu (4/12).

"Jadi kami boleh berdiri sendiri, ada pre-healing yang bisa dikombinasikan metode pre-healing kedokterannya, terintegrasi, dan bisa hanya kedokterannya saja," jelasnya.

Ayu mengungkapkan bahwa energi prana bisa berasal matahari, udara, dan tanah. Begitu mendapatkan energi yang bersih, badan akan terasa lebih enak.

Proses penyembuhan, menurut Ayu, dibagi menjadi beberapa sesi. Sesi penyembuhan tidak bisa disamaratakan, tergantung kasus yang dikeluhkan dari pasien.

"Kalau kasusnya ringan bisa 15 menit sudah selesai, kalau misalnya kompleks, seperti gangguan ginjal, kencing manis, dan kanker bisa samlai satu jam," ucap Ayu.

Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kemenkes RI Ina Rosalina mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia sedang mengembangkan integrasi pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer di pusat pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ini juga diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan konvensional.

"Itu sangat mendukung, terutama untuk preventif (atau) pencegahan kepada masyarakat sebelum sakit," katanya.

Ina menjelaskan, tujuan utama dari adanya pelayanan ini adalah menunjang kebugaran dan menjaga stamina pasien. Selain itu, pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer sekaligus memberikan peluang untuk memperkenalkan daerah masing-masing tentang pengobatan tradisional di Indonesia.

Model pelayanan kesehatan tradisional telah diterapkan di RSUP Sanglah dan juga RSUD Bangli dan menunjang program Kemenkes tentang wisata sehat. "Pelayanan ini bisa menyehatkan dilihat dari sisi budaya dan semua itu ada di Undang-Undang dan peraturannya jelas," katanya.

Pengembangan wisata kesehatan berbasis budaya ini, diterapkan sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

"Bahwa negara kita ini Indonesia ini, yang kaya akan budaya, adat istiadat semua ini untuk memajukan budaya masing-masing utamanya bidang kesehatan, seperti pelayanan kesehatan tradisional dan jamu,"katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement