Kamis 05 Dec 2019 01:53 WIB

18 Warga Sragen Meninggal Akibat HIV AIDS

Sebanyak 18 warga Sragen dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit HIV/AIDS

Rep: Joglosemar/ Red: Joglosemar
 18 Warga Sragen Meninggal Akibat HIV AIDS
18 Warga Sragen Meninggal Akibat HIV AIDS

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM– Sebanyak 18 warga Sragen dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit HIV/AIDS. Tak hanya itu, jumlah kasus penderita penyakit mematikan itu kini sudah mencapai 1.171 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto mengungkapkan 18 korban meninggal itu merupakan akumulasi kematian akibat AIDS sejak Januari hingga Oktober 2019. Dua kasus kematian terakhir terjadi pada bulan Oktober lalu.

Sementara antara Januari hingga September, angka korban meninggal akibat AIDS mencapai 16 orang. “Sampai saat ini, jumlah korban meninggal akibat HIV/AIDS sudah 18 orang,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM, Rabu (4/12/2019).

Kabid P2PL DKK Sragen, Agus Sudarmanto menguraikan berdasarkan data akhir September, jumlah kasus HIV/AIDS di Sragen mencapai 1.171 orang. Jumlah itu merupakan akumulasi dari tahun 2000 hingga 2019. Untuk tahun 2019, jumlah kasusnya tercatat sebanyak 165 kasus dengan rincian 124 HIV dan 41 AIDS.

Sementara di 2018, jumlah kasus total selama setahun mencapai 227 kasus dengan 10 korban meninggal. Agus mengakui dari segi jumlah, kasus AIDS di Sragen memang menunjukkan tren meningkat dari tahun ke tahun. Namun peningkatan itu bisa dilihat dari aspek positif maupun negatif.

“Dari aspek negatif, kenaikan itu mengasumsikan kasusnya tambah. Tapi sisi positifnya, bisa saja kenaikan kasus itu karena makin aktifnya finding (pencarian) lewat deteksi dini dengan VCT mobile, konseling testing dari petugas. Sehingga jumlah yang diperiksa makin banyak, karenanya dimungkinkan kasus yang ditemukan juga tambah banyak,” urainya.

Menurut Agus, angka kasus yang terdata memang kumulatif dari pertama kali ditemukan hingga saat ini. Hal itu dikarenakan orang dengan HIV AIDS (ODHA) akan terus tercatat di data sebelum mereka pindah atau meninggal dunia.

Perihal meningkatnya jumlah korban meninggal, ia menyebut perlu pencermatan kasus per kasus. Dimungkinkan peningkatan itu karena adanya infeksi oportunistik atau penyakit penyerta yang diderita ODHA.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan joglosemarnews.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab joglosemarnews.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement