Rabu 04 Dec 2019 14:31 WIB

Khofifah Targetkan Transaksi Rp 500 M dari Misi Dagang Kalti

Tahun lalu misi dagang Jatim ke Kaltim mencetak transaksi Rp 373 miliar.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Indira Rezkisari
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa membawa 20 pengusaha ke Kaltim dalam misi dagang.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa membawa 20 pengusaha ke Kaltim dalam misi dagang.

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin penyelenggaraan Misi Dagang Jawa Timur yang digelar di Swiss Bell Hotel Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (4/11). Gelaran Misi Dagang tersebut dalam rangka meningkatkan hubungan kerja sama antara Pemprov Jatim dengan Pemprov Kaltim, khususnya di sektor perdagangan.

Khofifah mengungkapkan, kegiatan tersebut diikuti sekitar 120 pengusaha, yang rinciannya dari Jatim sebanyak 20 pengusaha, dan sisanya dari Kaltim. Khofifah menargetkan, kegiatan yang diselenggarakan satu hari tersebut, bisa mencatatkan transaksi mencapai Rp 500 miliar.

Baca Juga

"Target transaksinya tahun ini Rp 500 miliar (pada Misi Dagang di Kaltim). Tahun lalu transaksinya hanya Rp 373 miliar," ujar Khofifah sesusai membuka acara.

Khofifah menjelaskan, Misi Dagang Jatim ke Kaltim ini, merupakan rangkaian kegiatan Misi Dagang yang ke lima dan terakhir di 2019. Sebelumnya telah dilaksanakan di Makasar, Sulawesi Selatan dengan total nilai transaksi Rp. 268,8 Milyar. Komoditi yang paling diminati, kata dia, di antaranya lada, beras, cengkeh, bibit bawang putih, kopi, minyak goreng, porang, dan rumput laut.

Misi Dagang serupa juga sebelumnya dilaksanakan di Tangerang, Banten dalam rangkaian acara Trade Expo Indonesia (TEI). Misi Dagang di Tangerang mencatatkan total nilai transaksi Rp. 708,8 miliar. Komoditi yang diminati di antaranya bibit bawang putih, kopi arabica, lada putih, kayu manis, benih kentang, cengkeh, telur, dan beras.

Selanjutnya, kata dia, pada Oktober 2019, diselenggarkaan Misi Dagang di Mataram, Nusa Tenggara Barat dengan nilai transaksi Rp 603 miliar. Komoditi yang banyak diminati di antaranya tembakau, bibit bawang putih, kapulaga, bawang merah, bekatul, jagung, porang, dan rumput laut.

Kemudian, lanjut dia, diteruskan Misi Dagang yang digelar di Surabaya dengan total nilai transaksi Rp 658 miliar. Komoditi yang paling banyak diminati di antaranya bibit bawang putih, tembakau, bawang merah, cengkeh, telur, beras, kayu manis, dan jagung.

"Secara keseluruhan, total nilai transaksi kegiatan Misi Dagang yang sudah dilaksanakan pada 2019 sebesar Rp 2,24 triliun," ujar gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.

Kegiatan Misi Dagang ini, kata Khofifah, merupakan upaya Pemprov Jatim untuk mempertemukan para pelaku usaha dari Jatim dan Kaltim. Tujuannya untuk menyebarluaskan potensi produk perindustrian, perdagangan, potensi perikanan, agribisnis dan peluang investasi lainnya. Apalagi, masing-masing daerah menurutnya punya produk-produk unggulan dan andalan. Dengan Misi Gagang seperti ini, akan saling mengetahui potensi tersebut.

"Harapan kita membangun strong partnership. Sehingga nantinya bisa win win frovit. Jadi semua sama tumbuh, semua sama kuat, semua sama besar," kata Khofifah.

Khofifah mengakui, Kaltim menjadi salah satu provinsi paling potensial untuk dibangun hubungan dagang yang baik. Apalagi, Kaltim diproyeksikan menjadi ibu kota baru. Artinya, kata dia, kebutuhan logistik akan luar biasa, ketika proses pemindahan ibu kota negara dilakukan.

"Proses persiapannya aja pasti banyak tenaga kerja yang pindah ke sini. Maka kami dari Jatim ingin membangun komunikasi di awal. Mudah-mudahan yang sekarang logistik hubungannya sudah sangat luar biasa, kita akan bisa mendapat kesempatan mensuplai seluruh kebutuhan dasar konstruksi," ucap Khofifah.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setdaprov Kaltim, Abu Helmi berharap, semua puhak, terutama pelaku UMKM bisa memanfaatkan kegiatan Misi Dagang yang digelar Pemprov Jatim tersebut. Sehingga, kerja sama di bidang perdagangan dan investasi antara pengusaha di Jatim dan di Kaltim, visa terjalin dengan baik.

"Semoga ini bisa menengkatkan kerja sama dan kejayaan UMKM. Apalahi UMKM ini memiliki peran penting dalam pemerataan ekonomi masyarakat," kata dia.

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menilai penting Misi Dagang yang digelar Pemprov Jatim dengan Pemprov Kaltim tersebut. Apalagi, kata dia, ibu kota negara akan segera pindah ke Kalimantan Timur. Salah satu yang perlu diperhatikan menurutnya adalah pemenuhan kebutuhan pokok.

"Selama ini pemenuhan kebutuhan dasar di kaltim itu disuplai dari Tatim terutama surabaya. Kemudian sebagiannya dari sulawesi Barat dan ada juga dari Sulawesi Selatan. Pengawalan ini harusnya dilakukan Jatim tidak dalam misi dagang saja. Tapi juga berkelanjutan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement