Sabtu 30 Nov 2019 06:22 WIB

Ratusan Difabel Rayakan Hari Difabel Internasional

Ratusan difabel merayakan peringatan Hari Difabel Internasional di Solo

Rep: Binti Sholikah/ Red: Christiyaningsih
Alat bantu Difabel. Beberapa jenis alat bantu disabilitas dipajang saat Pekan Budaya Difabel di Yogyakarta, Senin (18/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Alat bantu Difabel. Beberapa jenis alat bantu disabilitas dipajang saat Pekan Budaya Difabel di Yogyakarta, Senin (18/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ratusan difabel merayakan peringatan Hari Difabel Internasional di Gedung Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Prof Dr Soeharso Solo, Jumat (29/11). Acara tersebut menampilkan pentas kreativitas seni dari para penyandang disabilitas.

Plh Kepala BBRSPDF Prof Dr Soeharso Solo, Munawari, mengatakan acara puncak Hari Difabel Internasional di lingkungan BBRSPDF tersebut merupakan kerja sama antara BBRSPDF di bawah Kementerian Sosial bersama tujuh lembaga kesejahteraan sosial (LKS) di Solo dan sekitarnya.

Baca Juga

"Ini pesertanya dari adik-adik LKS berbagai penyandang disabilitas ada fisik, sensorik, intelektual ada 100 orang dan anak-anak kami 97 orang," ucap Munawari kepada wartawan di sela-sela acara.

Menurutnya, acara tersebut bertujuan memberikan kesempatan kepada para penyandang disabilitas dalam membentuk diri untuk berkarakter kemudian mengasah kemampuan mereka dalam bidang kreativitas seni. Kesenian yang ditampilkan di antaranya berupa tarian-tarian daerah.

Pentas seni tersebut ditampilkan oleh anak-anak binaan BBRSPDF Prof Dr Soeharso, dan tujuh LKS di Solo Raya. Di antaranya dari Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama dan Unit Rehabilitasi Sosial Disabilitas Netra Bakti Candra, YPAC Solo, Panti Sosial YAAT Solo, YPAC Ganda Bina Sejahtera Solo, SLB A YKAB Solo, SLB C Setia Darma Cengklik, dan SLB C 1 YPSLB Solo.

Munawari menambahkan, BBRSPDF Prof Dr Soeharso bertugas melaksanakan rehabilitasi sosial tingkat lanjut. Kegiatan sehari-hari para difabel mengarah kepada empat kegiatan rehabilitasi sosial.

Pertama, bantuan bertujuan berupa pemberian bantuan peralatan dan transfer uang serta alat bantu mobilitas. Kemudian, terapi yang meliputi terapi olahraga rekreatif maupun rekreasi. Selain itu, psikososial berupa kemah, outbound dan kepramukaan, serta terapi mental spiritual.

Kemudian, kegiatan terapi penghidupan antara lain bimbingan atau pelatihan keterampilan, kewirausahaan, dan praktik belajar kerja. Selanjutnya, perawatan dan pengasuhan dengan cara diasramakan di kompleks BBRSPDF Prof Dr Soeharso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement