REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Usaha daur ulang Dalang Collection yang beralamat di Jalan Gajah, Kota Pekanbaru, mampu meraih omzet berkisar Rp 25 juta hingga 30 juta per bulan. Omzet tersebut berasal dari seluruh kegiatan pemanfaatan sampah plastik menjadi produk bernilai ekonomi.
"Sampai saat ini produk yang sudah kita hasilkan mencapai ratusan jenis mulai dari kotak pensil, tas, kantong sisir, kotak tisu, taplak meja, sejadah hingga baju yang proses produksinya dikerjakan oleh 20 karyawan," kata Soffia Seffen, pemilik Dalang Collection, di Pekanbaru, Jumat (29/11).
Ia mengatakan, Dalang Collection memang khusus mempekerjakan ibu-ibu rumah tangga yang memiliki kemauan untuk bekerja membantu perekonomian keluarga karena tujuan utama membangun usaha ini sedari awal adalah untuk kegiatan sosial.
Dia mengatakan usahanya memiliki misi menyelamatkan lingkungan dari sampah berbahaya. "Kita mengajak warga mengurangi pencemaran sampah, setidaknya dimulai dari lingkungan sekitar kita dulu," kata perempuan peraih Kalpataru tahun 2013 ini.
Sofia bercerita usaha ini digelutinya sejak 2007 dengan mulai memberikan penyuluhan kepada masyarakat di sekitar rumahnya terkait bahaya sampah, terutama plastik. "Faktanya sampah bisa diolah dan menjadi rupiah," katanya.
Ibu-ibu rumah tangga yang sebelumnya tidak bekerja akhirnya bergabung dengan Dalang Collection mampu membawa pulang upah Rp300-500 ribu per minggu. Upah ini diberikan sesuai dengan jenis dan jumlah produk yang dibuat.
"Proses produksinya pun tidak hanya dilakukan di toko saja. Mereka bisa membawa dan mengerjakannya di rumah dengan sambil mengurus anak. Diharapkan pekerjaan ini mampu mengangkat tingkat ekonomi mereka dan tentunya akan mengurangi timbunan sampah di lingkungan sekitar," kata perempuan kelahiran 1973 ini.
Sampah sebagai bahan produksi usahanya didapat dari Bank Sampah yang berdiri sejak 2011 dan hingga kini menampung 1 ton sampah setiap harinya dari tabungan masyarakat.
Selain usaha daur ulang sampah dan Bank Sampah, Dalang Collection juga memiliki program Infaq Sampah, yakni masyarakat yang ingin menyumbang dalam bentuk sampah dapat bergabung dalam grup percakapan sehingga sampah yang akan disumbang akan dijemput di rumah masing-masing.
Ia mengaku melakukan semua kegiatan tersebut dengan suka cita karena aktivitas ini adalah panggilan jiwa. "Saya bahagia bisa berbuat sesuatu yang nyata untuk lingkungan," kata perempuan yang juga menjabat Kepala Seksi Pengelolaan Limbah Padat Domestik di Dinas Lingkungan dan Kehutanan Provinsi Riau ini.