Jumat 29 Nov 2019 19:03 WIB

Reuni 212 akan Suarakan Kasus Sukmawati, HRS, dan Palestina

Pernyataan Sukmawati yang membandingkan Nabi Muhammad dan Soekarno tak tepat.

Rep: Febryan. A/ Red: Teguh Firmansyah
Konfrensi pers Reuni 212 di Aula DDII, Jakarta, Jumat (29/11).
Foto: Republika/Febryan A
Konfrensi pers Reuni 212 di Aula DDII, Jakarta, Jumat (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Reuni 212 menyuarakan tiga isu besar dalam acara yang dilangsungkan pada 2 Desember mendatang. Ketiga isu tersebut yakni kasus dugaan penistaan agama, pencekalan Imam Besar FPI Habib Riziq Shihab dan kondisi umat di Palestina.

Ketua Panitia Reuni 212 KH Awied Masyhuri, mengatakan, acara kali ini dirangkai dengan maulid Nabi Muhammad SAW. Namun, di hari kelahiran Rasulullah malah terjadi penistaan.

Baca Juga

"Telah terjadi penistaan agama khususnya terhadap Nabi Muhammad SAW oleh Ibu Sukmawati Soekarnoputeri," kata Awied dalam konfrensi pers di Gedung Dewan Dakwah Islamyah Indonesia, Jakarta, Jumat (29/11).

Seperti diketahui, puteri dari Presiden Soekarno itu sempat membandingkan jasa Nabi Muhammad dengan jasa Bung Karno bagi Indonesia. Ia pun dilaporkan ke Polda Metro Jaya dengan dugaan penistaan agama. "Membanding-bandingkan peran Nabi Muhammad dengan Soekarno di zaman penjajahan adalah tindakan yang tidak tepat dan tergolong penistaan agama," kata dia.

Awiet mengatakan, pihaknya sangat menyangkan belum adanya progres kasus tersebut oleh pihak Polda Metro Jaya. Padahal, kata dia, Sukmawati sudah menghina dan menista agama islam berkali-kali. Ia pun berharap agar pihak kepolisian segera bertindak. "Jangan sampai negara bertindak tidak adil dalam penegakkan hukum," ucapnya.

Kasus lain yang disuarakan Panitia Reuni 212 adalah perihal Imam Besar FPI Habib Riziq Syihab (HRS). Seperti diketahui HRS saat ini masih berada di Arab Saudi dan mengaku tidak bisa puang ke tanah air lanataran dicekal.

"Melalui acara reuni yang ketiga ini kita mendesak kepada semua pihak agar mengentikan pengasingan politik HRS. Jangan langgar HAM beliau selaku warga negara Indonesia," papar Awiet.

Pihak panitia pun belum bisa memastikan apakah HRS bisa hadir ketika Reuni Akbar 212 digelar pada 2 Desember 2019 di Monas. "Tentu kami berharap beliau bisa hadir bersama-sama nantinya," kata dia.

Selain itu, Reuni 212 juga akan menyuarakan isu kemanusian di Palestina. "Kami juga berdoa agar Allah SWT menyelamatkan saudara kami di Gaza Palestina," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement