Kamis 28 Nov 2019 23:09 WIB

3 Pilar Bandung Gelar Apel Besar Cegah Radikalisme

Tiga pilar Bandung penting bersinergi cegah radikalisme.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ilustrasi Pegawai Negeri Sipil (PNS)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Tiga pilar yaitu Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Polrestabes Bandung, dan Kodim 0618 BS menggelar apel besar di halaman Mapolrestabes Bandung, Kamis (28/11). Mereka berkumpul dalam rangka mencegah paham radikalisme berkembang di Kota Bandung. 

"Intinya pelaksanaan apel tiga pilar strategi menciptakan Jawa Barat khususnya Bandung kondusif. Polri tidak akan bekerja maksimal dan baik tanpa dukungan dari dua pilar, sahabat kita," ujar Wakapolrestabes Bandung AKBP Dedi Setiadi kepada wartawan.

Baca Juga

Dia mengamini pernyataan Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, yang mengatakan kerjasama antarpilar jangan sampai tidak dibarengi dengan komunikasi yang baik. Koordinasi yang baik dan menyamakan persepsi agar menciptakan Bandung aman.  

"Ada upaya kolaborasi dengan TNI, pemerintahan daerah yang harus dilakukan. Termasuk bekerjasama dengan masyarakat," katanya. 

Saat ini, menurutnya Kota Bandung rawan terhadap paham radikalisme. Bahkan berdasarkan informasi yang diperolehnya, Bandung merupakan daerah yang terpapar radikalsime cukup banyak. Menurutnya, kerjasama antartiga pilar agar radikalisme tidak tersebar dan menjadi lebih besar.

Sementara itu, Kasdim 0618/BS, Letkol Inf Momon Suryaman, mengatakan pihaknya membantu Polrestabes Kota Bandung dalam hal keamanan. Termasuk menggiatkan siskamling oleh Babinsa. Serta mengupayakan komunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat untuk menangkal radikalisme.  

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, menyebut masalah timbul disebabkan komunikasi dan silaturahim yang kurang. Serta berkomunikasi dengan masyarakat untuk sedini mungkin mendeteksi kerawanan radikalisme.   

Apabila ada Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terpapar radikalisme, Yana mengatakan akan memberikan sanksi dan pembinaan sesuai aturan. Sebab katanya, seseorang yang terpapar radikalisme bisa disebabkan karena memperoleh informasi yang salah. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement