REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, perhutanan sosial adalah modal optimisme bangsa untuk menuju Indonesia maju. Hutan sosial juga dapat menjaga serta mengembangkan ketahanan nasional.
"Masyarakat perhutanan sosial menjadi bagian penting dalam memajukan bangsa dan negara Indonesia," jelas Siti dalam acara penganugerahan tokoh hutan sosial dalam rangka Festival PeSona di Jakarta, Kamis.
Menurut Siti, dia melihat dua unsur penting dalam perhutanan sosial, yaitu optimisme dan resiliansi atau ketahanan. Optimistik, menurut dia, bukan hanya berpikir positif, tapi juga mampu membayangkan alternatif lain dan berupaya mencapainya secara realistik.
Siti mengungkapkan, tidak kurang dari 770 ribu kepala keluarga mengantungkan kehidupannya di atas lahan tidak kurang dari 3,43 juta hektare hutan sosial. Arealnya mendatang akan menjadi 12,7 juta hektare.
"Itulah bagian dari elemen masyarakat yang akan memajukan Indonesia kita," ungkap Siti.
Festival Perhutanan Sosial Nasional (PeSoNa) adalah acara yang digelar untuk merayakan hutan sosial telah diterima di masyarakat dan banyak tokoh yang berhasil secara ekonomi, sosial maupun ekologi. Dalam kesempatan itu, Siti menyerahkan penghargaan kepada kelompok-kelompok tani hutan dan tokoh-tokoh yang dianggap berjasa dan sukses memanfaatkan hutan sosial.
Dalam festival tersebut menampilkan ragam hutan sosial dari seluruh Indonesia dan produk yang dihasilkan serta kisah sukses para pengelola hutan setelah mendapatkan legalisasi. Perhutanan sosial adalah program yang termasuk dalam Program Strategis Nasional yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Dalam menargetkan 12,7 hektare hutan sosial akan dimanfaatkan oleh masyarakat meski hingga Juni 2019 baru tercapat 3,4 juta hektare lahan yang dimanfaatkan oleh masyarakat.